Arsip

Archive for November, 2010

REIKI NAQS (The Beginning)

November 30, 2010 1 komentar

Sekilas tentang REIKI USUI (Reiki Jepang)

Reiki, sebuah kata dalam bahasa Jepang berarti kekuatan universal, atau energi Ilahi, dan merupakan sistem penyembuhan yang dianggap kebanyakan orang berasal dari Tibet . Praktik ini dipercaya telah diturunkan dari pengajaran Veda kuno, kumpulan tulisan yang diberikan pada Rishi besar (orang bijak) beberapa ribu tahun yang lalu. Teks tertua yang masih tersimpan berumur lebih dari 5.000 tahun. Reiki bukanlah agama. Walaupun praktik penyembuhan ini dikenal di semua kebudayaan di seluruh dunia, sistem ini memiliki dimensi spiritual. Reiki adalah konsep penyatuan karena sekarang ini telah diterima secara global. Reiki mengajarkan penyatuan dan harmoni. Reiki adalah harmoni dengan alam dan dapat digunakan untuk menyembuhkan pepohonan, manusia, dan binatang, dan bahkan dapat digunakan untuk membantu memurnikan dan mengharmonisasikan air dan udara. Reiki ditemukan di awal abad ke dua puluh oleh seorang Jepang bernama Mikao Usui. Di kemudian hari, dia mengembangkannya menjadi suatu sistem penyembuhan yang dia berikan pada orang lain melalui attunement (dalam bahasa Jepang disebut reiju, yang artinya “menerima energi/spirit”). Pada saat ini, sistem ini dipraktikkan oleh berjuta-juta orang di seluruh dunia.

REIKI N-AQS

Reiki N-AQS adalah varian baru dari Aliran reiki yang ada, dan tidak terkait dengan reiki dari tibet maupun Jepang. Konsep aslinya berasal dari khasanah ilmu Metafisika yang dikembangkan oleh kalangan Spiritualis Islam (TASAWUF dan THAREKAT). Yang tujuan aslinya adalah untuk mengolah spiritualitas manusia agar memperoleh Ridlo Tuhan serta mencapai derajat yang luhur baik di mata manusia maupun di mata Tuhan.

Reiki N-AQS menawarkan konsep energi metafisika dan olah spiritual versi Islam tanpa harus berkolaborasi dg JIN dan Khodam. Serta jauh dari tahayul, klenik, dan mistik. Serta bisa digunakan oleh siapa saja tanpa memandang suku, agama, dan ras.

Manfa’at Reiki N-AQS

1. Membuat Tubuh Menjadi Lebih Sehat Dan Bersih
Untuk membersihkan tubuh agar tetap sehat dan lebih bersih, praktisi dapat menggunakan energi N-AQS. Jadi, N-AQS bisa menjadi “sabun pembersih” sekaligus sumber daya tahan tubuh. Seseorang seringkali tidak merasakan dan tidak menyadari hadirnya gejala penyakit dalam tubuhnya hingga kondisinya bertambah parah bahkan terlambat ditangani. Bagaimanapun, mencegah lebih baik daripada menyembuhkan/mengobati.

2. Menyembuhkan Penyakit
Energi N-AQS sangat baik digunakan untuk menyembuhkan penyakit. Di zaman sekarang ini, di mana biaya hidup makin mahal dan harga pengobatan medis sulit terjangkau, bila seseorang memiliki kemampuan N-AQS, beban hidupnya bisa menjadi lebih ringan. Biaya pengobatan dapat diminimalkan, jika tubuh bisa lebih cepat sembuh dari penyakit. Bahkan pada banyak kasus, penyembuhan penyakit menggunakan obat-obatan memiliki banyak efek samping yang membahayakan. Nah, dengan energi N-AQS, efek tersebut dapat diminimalisasi bahkan dinetralisasi. Dalam hal ini, penyembuhan dengan metode N-AQS dapat digabungkan dengan metode medis untuk dapat saling melengkapi.

3. Melatih Lathaif Qalbu
Lathaif Qalbu merupakan Titik energi spiritualitas yang merupakan sentral dari spiritualitas seorang manusia. Energi Lathaif Qalbu yang telah terkultivasi oleh N-AQS akan memancarkan energi Kultivasi yang sangat baik untuk proses pembersihan dan pemurnian diri. Efek dari melatih Lathaif Qalbu selain pembersihan adalah munculnya kemampuan-kemampuan psikis yang sebenarnya telah ada pada diri setiap orang. Tujuan akhir dari melatih Lathaif Qalbu adalah mencapai pemurnian diri dan kesempurnaan diri sebagai manusia yang sempurna lahir bathin. Menjadi manusia luhur yang berderajat Insan Kamil.

Lathaif Qalbu berada di titik kepala jantung (Dua jari di sisi bawah agak kekiri dari puting susu). Setelah Lathaif Qalbu diaktifkan, energi Lathaif Qalbu mulai melakukan pembersihan setiap saat. Untuk membangkitkan Lathaif Qalbu dengan teknik konvensional, dibutuhkan waktu cukup lama serta latihan yang sangat berat dan rumit agar Lathaif Qalbu dapat aktif. Akan tetapi, dengan menggunakan teknik N-AQS, melatih Lathaif Qalbu menjadi sangat mudah dan hasil yang diperoleh sangat luar biasa dalam waktu yang cepat.

Nur Atomic Quark System (N-AQS)

Nur Atomic Quark System (N-AQS) adalah salah satu teknik untuk mengakses energi Kultivasi Ilahiah (Nur ‘Ala Nuurin) yang memiliki energi yang sangat halus dan densitas (kepadatan) energi yang sangat tinggi hingga mencapai level quark atom. Quark Atomic merupakan partikel elementer paling dasar yang menyusun alam semesta ini.

Nur Atomic Quark System (N-AQS) meliputi semua bidang energi di alam semesta yang berada pada level Quark Atomic. Jika bola energi yang dapat diakses oleh metode Nur Atomic Quark System (N-AQS) dihitung, maka akan mencapai lebih dari 1 x 10 pangkat 25 bola energi.

Nur Atomic Quark System (N-AQS) tidak berhubungan dengan Agama atau praktek ibadah tertentu, tapi murni teknik penyembuhan alami dari energi alam semesta. Mempelajari N-AQS bahkan dapat dikatakan sebagai berkah karena mampu meningkatkan spiritualitas Praktisi dan jauh dari unsur tahayyul dan mistik.

Kesehatan Terletak di Kedua Telapak Tangan Anda ! Sejak dulu, banyak orang menyakini bahwa sentuhan tangan dapat menyembuhkan. Hal ini dapat dibuktikan misalnya saat bayi sedang gelisah, tidak dapat tidur, tindakan ibu untuk membuat bayi menjadi tenang biasanya dengan mengusap kepala bayi secara lembut sehingga membuat bayi menjadi tenang, dan tertidur. Begitupun saat orang masuk angin, kedua tangan digosokan hingga terasa hangat, lalu ditempelkan ke perut yang masuk angin, dan dalam beberapa saat, perut terasa lebih nyaman dan membaik. Sebenarnya yang dilakukan tadi adalah cara untuk menyalurkan energi alam semesta yang ada dalam diri ke bagian tubuh yang sakit tanpa kita sadari. Namun karena energi yang ada dalam tubuh jumlahnya terbatas, bila digunakan untuk menyembuhkan diri sendiri/orang lain maka energi akan terkuras dan mengakibatkan kelelahan bagi kita.

Untuk itulah dengan dibukanya kemampuan N-AQS, maka seseorang akan dapat mengakses energi alam semesta dengan lebih mudah dalam jumlah yang banyak sehingga sangat efisien untuk digunakan dalam hal penyembuhan dan untuk tujuan lainnya. Jadi reiki merupakan tehnik yang sangat alamiah yang dapat dimiliki semua orang tanpa harus menguras tenaga. Inilah yang membedakan N-AQS dengan Tenaga Dalam. Kalau tenaga dalam semakin sering digunakan maka energi semakin terkuras, tapi dengan N-AQS, semakin sering digunakan, tubuh justru semakin sehat dan bugar karena terjadi sirkulasi energi positif yang masuk dan keluar melalui Cakra-cakra yang ada dalam tubuh kita.

Kemampuan Reiki didapat melalui proses yang dinamakan inisiasi/attunement yang hanya dapat dilakukan oleh seorang Master Reiki. Dalam inisiasi, seorang Master Reiki membuka pintu keluar masuknya energi dan jalur energi pada diri seseorang dengan cara membornya kemudian menyelaraskan jalur energi yang telah terbentuk dengan vibrasi reiki. Setelah itu setiap Praktisi N-AQS secara permanent dapat mengakses Energi Semesta melalui Cakra Mahkota (ubun-ubun kepala) dan langsung bisa digunakan untuk menyembuhkan diri sendiri dan orang lain

Teknik N-AQS terbukti mampu menyembuhkan 4 (empat) lapisan tubuh manusia yaitu menyembuhkan penyakit tubuh fisik (baik ringan atau kronis seperti Tumor, Kanker, Ginjal, Diabetes, Jantung, Hepatitis, Stroke, Leukimia, HIV, Asma, Kista, Gangguan Reproduksi, dll), tubuh psikis (frustasi, gugup, khawatir, marah, dll), tubuh mental (stress, depresi, trauma, dll), dan tubuh spiritual (suka membenci, iri hati, dendam dll,) serta Membersihkan sifat dan akhlak buruk menuju transformasi psikis dan mental yang seimbang, tegar dan terkendali. Selain itu energi N-AQS dapat juga digunakan untuk Menangkal dan Mengatasi pengaruh energi negatif seperti santet, sihir, kesurupan, gangguan jin, dll.

N-AQS merupakan system kultivasi berbasis system energi Nurun ‘Ala Nuurin.

Nurun ‘Ala Nuurin adalah energi kultivasi yang kami warisi dari The Great Kultivator Terakhir Yaitu Nabi Muhammad SAW. Pencapaian spiritualnya adalah yang paling sempurna diantara semua kultivator. Ini dibuktikan dalam perjalanan beliau dalam Isra’ Mi’raj yang mana dalam keyakinan kami, beliau bermi’raj dengan tubuh jasmani dan ruhaninya. Hal itu dimungkinkan terjadi karena tubuh jasmani beliau telah mengalami pencapaian kultivasi yang tertinggi, sehingga bisa berubah menjadi tubuh energi (Cahaya).

Nurun ‘Ala Nuurin merupakan energi kultivasi. Hal ini berbeda dengan energi reiki pada umumnya yang merupakan energi natural. Karena energi Nurun ‘Ala Nuurin merupakan energi kultivasi maka energi Nurun ‘Ala Nuurin sangat baik digunakan untuk berkultivasi. Untuk membuat diri menjadi murni dan semakin murni, memperluas kesadaran pada multi dimensi, menyatukan diri dengan alam dan Ilahi. Diri yang murni, bebas dari kendali apapun akan memudahkan seseorang mencapai pengetahuan spiritual yang tinggi. Kebenaran itu relatif dan kebenaran yang absolut dan tertinggi adalah Tuhan itu sendiri.

Karena metode N-AQS berlandaskan System Energi Nurun ‘Ala Nuurin, maka praktek tekhnis dari metode N-AQS tidak sama dengan praktek Reiki atau olah spiritual yang lain. Kami tidak menggunakan sistem meditasi Kundalini dan Chakra dalam mengolah energi kultivasi ini. Inti dari system N-AQS adalah ada pada System Energi Nurun ‘Ala Nuurin itu sendiri, yang bekerja secara cerdas dan mandiri mengkultivasi praktisi.

Kultivasi sama dengan evolusi atau transformasi. Pada kupu-kupu disebut juga metamorfosis. Energi Kultivasi adalah energi natural yang berevolusi menjadi energi pemurnian. Energi kultivasi memiliki fungsi untuk memurnikan tujuh lapis tubuh manusia ; tubuh fisik, psikis, atau emosi, mental, intuisi, atma, cahaya (monade) maupun tubuh spiritual.

Apa itu Attunement?

Attunement adalah cara membuka diri untuk menerima getaran energi Ilahiah Nurun ‘Ala Nuurin yang sangat tinggi dan halus vibrasinya untuk keperluan penyembuhan pribadi. Dengan kata lain, ini adalah cara membuka jalur dalam tubuh mental, emosional, spiritual dan eterik untuk membiarkan getaran yang anda sesuaikan, membantu anda dalam proses penyembuhan anda. Attunement hanya dapat diberikan oleh Master Reiki NAQS yang resmi dan memiliki kemampuan untuk itu. Kemampuan tersebut didapat dari proses attunement Master Reiki NAQS sebelumnya. Karena itu, dapat dikatakan bahwa attunement mewakili sesuatu yang memiliki karakter energi Ilahiah Nurun ‘Ala Nuurin dari generasi ke generasi. Hal ini dapat dibuktikan dari asal usul turunan ENERGI KULTIVASI NUURUN ‘ALA NUURIN sampai ke The Great Kultivator yaitu Nabi Muhammad SAW.

Setelah anda menerima attunement dari Reiki Master, anda telah terhubung dan berharmoni dengan sumber energi Reiki sehingga anda dapat mengakses dan menyalurkan energi Reiki, juga untuk obyek lain. Proses attunement juga berarti “menghubungkan kembali” dan “mengharmonikan” manusia sebagai mikrokosmos dengan alam sebagai makrokosmos. Dalam waktu 2-4 minggu setelah menerika attunement Reiki, sistem tubuh menyesuaikan diri dengan Reiki baru yang anda terima dan menyatukannya dengan anda secara utuh dan sempurna. Anda mengalami proses penyembuhan baik secara fisik, emosional maupun spiritual. Banyak orang merasa aliran hangat dalam tubuhnya ketika Reiki membersihkan dan menyeimbangkan sistem energi baru. Kadang-kadang efek yang muncul memiliki karakter emosional dan anda dapat mengingat hal-hal yang telah anda lupakan, atu merasa santai atau menyesal, atau tidak ingin menyentuh alkohol atau rokok lagi. Ada orang yang merasa kebahagiaan mendalam ketika melakukan pelayanan religius.

Reiki memilik beberapa kelebihan dibandingkan dengan teknik penyembuhan lain,
diantaranya adalah :

* Mudah dipelajari, membutuhkan pengetahuan minimal
* Tidak memerlukan latihan fisik yang melelahkan
* Getarannya lebih halus, lebih efektif untuk penyembuhan
* Membuat penghubung kepada sumber kesulitan atau penyakit
* Energi tidak akan pernah habis dan aliran akan sesuai dengan kebutuhan
* Menyembuhkan masalah fisik, emosi, dan spiritual
* Mudah didapatkan, hanya dengan attunement selama 20 menit
* Dapat digunakan untuk membuat perlindungan
* Bersifat permanen selama tidak digunakan untuk hal-hal yang negatif
* Penyembuhan dapat dilakukan dari jarak jauh
* Energi negatif dari pasien tidak akan masuk ke dalam tubuh penyembuh
* Energi penyembuh tidak akan pernah habis
* Dapat dilakukan oleh tim penyembuh
* Energi penyembuhan dapat bertambah baik secara kuantitas maupun kualitas tiap kali menyalurkan energi
* Beberapa penyembuh dapat menggabungkan energi Reiki dengan energi lain untuk penyembuhan

Beberapa kegunaan Reiki, di antaranya adalah:

* Meningkatkan tingkat energi dan vitalitas anda
* Meningkatkan intuisi dan kedamaian
* Meningkatkan kesehatan, kualitas hidup dan pengembangan pribadi
* Mempercepat penyembuhan luka, kesulitan/penolakan, migren, asma dan banyak masalah kesehatan secara efektif.
* Mengurangi stres secara dramatis
* Mempercepat proses penyembuhan
* Mengurangi rasa sakit dan efek samping dari obat yang dimakan
* Membantu menyembuhkan penyakit, trauma dan operasi
* Menghilangkan racun dalam tubuh
* Mempercepat proses penyembuhan secara alami dengan cara mengharmonisasikan energi tubuh
* Membuat tangan anda sebagai pelengkap dokter
* Dapat digunakan untuk binatang and tumbuhan
* Memperbaiki tingkat kesesuaian dan keseimbangan seseorang
* Memperpanjang umur sel tubuh dan memperbaiki kulit

Kondisi apa yang dapat dibantu oleh Reiki?

Reiki adalah sistem alami untuk penyembuhan, mengurangi stress dan relaksasi. Sistem ini didasarkan pada keyakinan bahwa energi kehidupan atau Ki dapat dimanfaatkan dan digunakan untuk penyembuhan. Reiki menyingkirkan hambatan dalam sistem energi sehingga energi kehidupan dapat kembali mengalir dan memperbaiki keseimbangan penerima dan meningkatkan kemampuan alami tubuh untuk menyembuhkan diri sendiri. Reiki mengalir ke daerah yang paling memerlukan bantuan, bukan hanya pada gejalanya, karena itu dapat digunakan pada setiap tingkatan: fisik, mental, emosional dan spiritual.

Ketika mengikuti penyembuhan dengan cara Reiki, pasien dapat merasa lebih seimbang dan rileks atau lebih energetic dan sadar. Mereka dapat merasa lebih kreatif atau kurang emosional atau lebih tidak stress, dengan perasaan lebih baik. Reiki sangat berguna untuk mereka yang sedang menghadapi kesulitan atau tantangan dalam hidup. Luka parah dapat dibantu untuk sembuh lebih cepat tapi penyakit yang lebih kronis akan memerlukan waktu yang lebih lama. Kondisi seperti eksim, asma, alergi, sakit kepala, migren, sakit punggung, arthritis dan shok, sudah dipastikan memberikan respon yang baik terhadap Reiki. Beberapa orang melaporkan mengalami kesembuhan atau berkurang sakitnya setelah mengikuti sesi penyembuhan dan beberapa melaporkan kemudahan bergerak atau kemampuan untuk tidur dengan lebih baik. Kebaikan ini biasanya bertahan sekitar 3 sampai 10 hari dan seringkali masalahnya tidak muncul kembali.

Apa yang terjadi selama penyembuhan Reiki?

Menerima penyembuhan secara Reiki adalah proses yang sangat sederhana dan tidak mengganggu, namun sangat kuat. Para praktisi biasanya akan memberikan penjelasan singkat tentang cara penyembuhan ini dan mengajukan beberapa pertanyaan tentang riwayat kesehatan pasien. Kerahasiaan dijamin sebagai persyaratan standar etis asosiasi.

Sesi penyembuhan berlangsung sekitar satu jam dengan pasien dalam kondisi berbaring, dengan pakaian lengkap, di atas matras. Jika pasien tidak dapat berbaring, proses dapat dilakukan dalam kondisi duduk atau berdiri. Barang-barang seperti sepatu atau perhiasan biasanya dilepas. Ruangan penyembuhan biasanya hangat, bersih dan nyaman. Musik lembut, lilin dan selimut disediakan untuk menambah kenyamanan pasien. Tidak ada manipulasi karena Reiki bukanlah pijatan. Praktisi akan menyalurkan energi ke pasien melalui beberapa urutan posisi tangan di punggung dan tubuh bagian depan dan kepala. Praktisi akan menempatkan tangan pada posisi tertentu selama beberapa waktu dan lebih banyak waktu pada daerah yang lebih memerlukan. Reiki akan mengalir pada tempat yang paling dibutuhkan.

Apa yang akan saya rasakan selama proses penyembuhan?

Selama proses penyembuhan, banyak orang melaporkan sesansi seperti rasa panas, tingling, sejuk atau denyut atau melihat beberapa warna. Tapi banyak orang hanya merasakan kedamaian dan relaksasi: beberapa malah tertidur! Atau kadang proses penyembuhan dapat memberikan energi: tidak ada cara benar atau salah dalam pengalaman Reiki.

Apa yang dapat diharapkan setelah proses penyembuhan?

Segera setelah sesi Reiki, anda harus menyediakan sedikit waktu untuk kembali pada kesadaran anda. Anda dapat merasa sangat relaks sehingga anda sedikit bingung. Disarankan anda duduk sebentar dan minum.

Kemudian anda mungkin merasa bahwa tubuh anda melakukan detoksifikasi. Anda harus menambah jumlah air atau teh herbal yang anda minum supaya racun dapat dikeluarkan dengan lebih mudah. Anda juga mungkin ingin lebih banyak beristirahat. Banyak orang merasa rasa sakit berkurang dan rasa nyaman semakin dirasakan.

Anda mungkin mulai merasa lebih baik setelah sesi pertama. Jumlah dan frekwensi penyembuhan bervariasi untuk tiap-tiap orang. Secara umum, penyakit akut sembuh lebih cepat daripada penyakit kronis. Kalau penyakit anda sudah lama, anda membutuhkan proses penyembuhan lebih lama. Namun, anda bebas menentukan jenis pengobatan seperti apa yang anda inginkan.

Apakah Reiki merupakan suatu tindakan yang holistik?

Reiki sungguh holistic karena menyembuhkan keseluruhan manusia, bukan hanya gejalanya saja. Semua penyakit fisik, mental, emosional dan spiritual dapat disembuhkan. Reiki mengalir pada tempat yang paling membutuhkannya. Reiki adalah terapi yang dapat digunakan sendiri maupun sebagai pelengkap tindakan yang lain. Sangat disarankan anda tidak menghentikan pengobatan medis atau penyembuhan holistik cara apapun yang dibutuhkan, kecuali setelah anda mendiskusikannya dengan mereka.

TINGKATAN REIKI N-AQS :

LEVEL 1 : BEGINNING OF THE AWAKENING ► Healing & Spirituality
(Free Training, bisa jarak jauh via telfon)

  1. Inisiasi (Aktivasi dan Attunement System N-AQS)
  2. Meditasi (Tafakkur, Tawajjuh, Zero Mind Process)
  3. Healing (Penyembuhan untuk diri sendiri dan orang lain)

Manfaat level 1 :
1. God Oriented, Tuhan menjadi sentral kehidupannya. Karena kehadiran Tuhan betul-betul bisa dirasakan dalam kehidupannya.
2. Self Improvement, pengembangan Potensi diri & Good Behaviour Transformation (AKHLAKUL KARIMAH : IKHLAS & SABAR).
3. Healer Skill, ketrampilan menggunakan energi Reiki …utk penyembuhan.

LEVEL 2 : TOTAL SOLUTION
(Free Training – Harus datang bertemu langsung dengan Pengasuh Majelis N-AQS)

  1. Harus sudah menguasai dasar System N-AQS (Getaran di Lathaif Qalbu telah cukup kuat serta kondisinya terjaga selama 24 jam)
  2. Penggunaan simbol Reiki N-AQS
  3. Penggunaan Bola Energi Husada
  4. Penggunaan Bola Energi Sapu Jagad

Manfaat level 2 :
1. Peningkatan energi 10 kali level 1.
2. TOTAL SOLUTION, mengatasi segala problematika kehidupan. Meraih kejaya’an dunia dan kebahagia’an akherat.
3. Mendapat izin utk menggunakan simbol reiki.
4. Mendapat izin untuk menggunakan bola energi Husada dan Sapu Jagad.
5. Penyembuhan jarak jauh dan programming.
Bonus : Ilmu Totok Jari EFT (Emotional Freedom Technic).

FOUNDER REIKI N-AQS :

Mas Eddy Sugianto Wong Gresik

Alamat : Desa Sekapuk Rt : 02 / Rw : 01
Kecamatan Ujung Pangkah
Kabupaten Gresik
JAWA TIMUR – INDONESIA

HP : 081231649477
Tlp : 031-3940577
email : semutraja@ymail.com
Facebook Profile : http://www.facebook.com/wongsedayu

WEBSITE MAJELIS NAQS :
http://majelisnaqs.blogspot.com/
http://reikinaqs.blogspot.com/

LAMPIRAN : (http://id.wikipedia.org/wiki/Kuark)
Quark (dibaca kwɔː(r)k), sebagaimana dijelaskan dalam model standar pada fisika partikel, bersama-sama dengan lepton dipercaya sebagai partikel elementer yang membentuk materi. Kombinasi beberapa quark membentuk jenis partikel yang disebut hadron, di alam terdapat dua macam hadron yaitu meson dan baryon. Partikel berjenis meson terdiri dari dua buah quark, partikel berjenis baryon terdiri dari tiga jenis quark dan baru-baru ini ditemukan adalah pentaquark yang terdiri dari lima buah quark. Partikel-partikel seperti proton dan neutron termasuk ke dalam jenis baryon, sedangkan elektron bukan tersusun atas quark melainkan sudah merupakan sebuah partikel elementer yang termasuk dalam jenis lepton. Terdapat enam jenis quark yang berbeda yang dibedakan berdasarkan “rasa”-nya, yaitu up, down, charm, strange, top dan bottom. Antipartikel quark disebut antiquark. Dalam teori kromodinamika kuantum masing-masing quark (up, down, charm, strange, top dan bottom) memiliki tiga buah “warna” yaitu merah, biru dan hijau, di mana sebuah partikel hanya bisa dibentuk oleh paduan “warna” netral.

6 buah partikel quark (bagian kiri atas yang berwarna violet) dalam model standar

Melatih Kepekaan Dan Ketajaman Matahati

Hati yang peka dan tajam adalah indikator kedekatan kepada Allah SWT. Maksud peka di sini adalah kita selalu mengaitkan dengan kehadiran Sang Maha Pencipta alam semesta di dalam setiap gerak langkah kita. Dengan selalu menghadirkan eksistensi-Nya, kita berharap Dia selalu membisikkan solusi apapapun kebaikan menurut cara-Nya.

Apakah sobat menginginkan kepekaan mata hati sehingga semua persoalan hidup bukanlah lagi menjadi hal berat bagi sobat? Hidup menjadi terarah dan sobat selalu mendapat bimbingannya setiap detik setiap saat. Rezeki dan keberkahan dunia akherat, demi Allah, akan diraih.

Caranya sangat mudah, sobat. Amalkan dan praktekan rahasia, yang saya ambil dari bukunya masterpiece Ippho Santosa “7 keajaiban Rezeki”. Sebaiknya sobat membaca buku ini. Jika belum punya silahkan bisa pinjam ke teman yang sudah memiliki. Pembahasannya unik, mencerahkan dan isinya banyak yang tidak pernah saya pikirkan, penyampaiannya enak dan luarbiasasa, ada keistimewaan tersendiri.

Baiklah, intinya ada usaha lahiriah dan batiniah. Dalam hal ini saya bahas sisi batiniah, saya hanya menyebutkan poin-poin intinya saja, karena penjelasan dan manfaat dahsyat ada di bukunya.

Seperti dikutifdalam halaman 111, hingga sekitar pada tahap pertengahan buku saya baca, bisa disimpulkan bahwa inilah yang mesti sobat amalkan.

Pemberian
– sedekah

Shalat
– shalat dhuha
– shalat tahajjud
– shalat taubat

Sikap
– tawakkal
– syukur
– sabar
– husnudzon

Perkataan
– zikir
– isrigfar
– shalawat

Perbuatan
– berbakti kepada orang tua
– menikah
– memiliki keturunan
– berhaji
– berumrah
– silaturahim
– ikhtiar
– berdagang

Semua poin-poin di atas memiliki keajaiban yang dahsyat dan luarbiasa. Saya yakin poin-poin tersebut tidak pernah masuk dalam daftar rencana yang harus sobat lakukan (baik rencana tersebut sekedar tuilisan bahkan niat sekalipun). Sebaiknya mulai saat ini kita tulis besar-besar daftar tersebut, dan tentunya mari kita amalkan secara berjamaah.

Melatih Kepeka’an

Latihan kepekaan pada prinsipnya adalah untuk membiasakan diri merasakan, memperhatikan dan menganalisis diri sendiri, mau pun lingkungan serta perubahan-perubahan (feed back) yang terjadi. Hal ini sekaligus meningkatkan / mengaktifkan sensor penerimaan dan pemancaran energi dengan benar secara obyektif dari praktisi. Secara ringkas latihan kepekaan ini bertujuan mengaktifkan secara nyata kemampuan praktisi sebagai receiver mau pun transmitter suatu medan atau gelombang energi ( energi alam atau personal dll.)

Sebagai praktisi Reiki minimal kita dituntut untuk memiliki kepekaan (dasar), yaitu mampu merasakan medan atau gelombang energi, baik yang datang dari Ilahi/Semesta mau pun dari tubuh/obyek lainnya. Karena selama ini banyak sekali pernyataan dan pertanyaan dari praktisi, kenapa saya tidak dapat merasakan sensasi apa-apa, biar pun sudah menerima attunement tingkat Master sekali pun ?

Tujuan artikel pendek ini adalah untuk menjawab masalah sensitivitas tersebut. Karena biar pun energi / reiki tetap berjalan dan masuk ke obyek tanpa kita perlu merasakannya, akan lebih baik lagi jika kita mampu merasakan/memonitor keluar masuknya energi ybs. Akan lebih baik lagi jika kelak setelah peka dan chakra Ajna sudah aktif, maka diharapkan praktisi juga mampu tidak hanya merasakan tapi juga “melihat” warna energi tsb.

Latihan ini amat mudah diikuti oleh siapa pun baik yang belum menjadi praktisi reiki atau pun yang sudah belajar reiki. Jadi apa pun profesi Anda kesempatan belajar mengenal energi tetap terbuka dan mudah dipelajari.

Kita semua tahu bahwa telapak tangan dan ujung jari-jari merupakan bagian tubuh yang amat peka. Misal Anda menyentuh api maka tangan akan terbakar dan ada rasa panas di tangan atau jari-jari. Sebaliknya bila menyentuh sebongkah es maka tangan dan jari-jari merasa dingin dan terasa membeku.Sensasi kedua rasa tadi karena adanya energi eterik di tangan Anda dan dengan mudah dapat dirasakan pada telapak tangan dan ujung jari-jari.

Apakah kepekaan telapak tangan dan ujung jari-jari hanya milik praktisi reiki yang memang sudah peka sekali setiap kali menyalurkan energi reiki?

Tidak sahabatku…justru kali ini kami ingin mengajak Anda berlatih menajamkan kepekaan kedua telapak tangan dan ujung jari-jari agar Anda juga bisa merasakan sensasi energi eterik sekalipun bukan praktisi reiki.

Latihan Dasar 1 :

Duduk bersila dan berdoa memohon lindungan & bimbingan Tuhan YME. Rileksasikan seluruh tubuh. Lalu goyang atau kibas-kibaskan kedua telapak tangan Anda perlahan-lahan agar menjadi lemas. Tetap santai dan jangan konsentrasi.

Lalu tekan dengan telunjuk tangan kanan titik tengah telapak tangan kiri seraya membuat gerakan memutar sekitar 10 detik-15 detik. Lakukan hal sama untuk telapak tangan kanan dengan telunjuk tangan kiri. Bila kedua telapak tangan tadi sudah diputar dengan telunjuk tangan kanan dan kiri segera buka kedua telapak tangan dan tempatkan secara berhadapan-hadapan. Ingat Anda harus tetap santai.

Tahan sebentar posisi kedua telapak tangan berhadap-hadapan ini dan rasakan ada sesuatu memancar dari titik tengah telapak tangan Anda. Ya titik tengah telapak tangan Anda adalah tempat chakra telapak tangan. Kendatipun Anda bukan praktisi reiki getaran universal telapak tangan tetap terasa sekalipun lemah sekali.

Pelan-pelan jauhkan kedua telapak tangan hingga berjarak sekitar selebar badan Anda lalu dekatkan kembali kedua telapak tangan dengan perlahan-lahan dan saya mohon Anda tetap santai. Ketika kedua telapak tangan tadi berhadapan di satu posisi akan merasa kedua telapak tangan menyentuh sebuah dinding tipis yang tidak terlihat.Jauhkan sedikit kedua telapak tangan sekitar 5 cm dari posisi semula.

Nah Anda akan kembali merasakan adanya tekanan antara kedua telapak tangan ini lalu dekatkan kembali. Rasakan…seakan-akan Anda kembali menyentuh benda padat layaknya bola atau buah jeruk Bali yang manis. Nah tekanan yang Anda rasakan di tempat ini karena adanya aura dari kedua telapak tangan yang bertemu saling berhadapan.

Bila Anda ingin mendekatkan kedua telapak tangan, saya persilakan…tidak usah malu. Bila Anda peka akan terasa kedua telapak tangan mengalir energi halus karena kedua telapak tangan tadi saling berhadapan dan menembus aura milik Anda. Nah getaran seperti arus atau getaran halus ini adalah pancaran energi dari tubuh Anda sendiri.

Berlatihlah sesering mungkin agar kepekaan telapak dan jari-jari Anda semakin terasah. Tidak usah kecewa dan putus asa bila dalam latihan ini Anda tidak merasakan sensasi apa-apa. Yang penting kurang peka bukan berarti Anda tidak berbakat. Tetap berlatih setiap hari dan lama kelamaan Anda akan merasakan sensasi energi yang memancar keluar dari kedua telapak tangan. Anda tetap mempunyai energi dan aura, sebab Anda masih hidup. Lain halnya bila Anda menjadi praktisi reiki maka dengan mempraktekkan reiki setiap harinya kepekaan akan adanya energi akan cepat terasah. Selamat berlatih.

Latihan Dasar 2 (Berpasangan ) :

1. Prosedur sama seperti Latihan Dasar 1, hanya waktunya dipersingkat

2. Cari teman dan duduk bersila/berdiri berhadapan jarak 1 meter, masing-masing menjulurkan kedua telapak tangannya ke depan. Gantian mengirimkan energi ke pasangan masing-masing, jika sudah mampu merasakan sekarang kirimkan energi hanya ke salah satu telapak tangan (tapi jangan diberi tahu ke pasangan anda). Setelah energi terkirim tanyakan ke pasangan anda, tangan mana yang diberi energi. Kalau jawaban sudah betul 90% saja, maka kemampuan obyektif anda dalam menerima dan merasakan energi sudah lumayan.

3. Jika poin 2 sudah mahir, sekarang untuk meningkatkan obyektifitas anda merubah posisi duduk/berdiri dengan membelakangi pasangan anda. Sebaiknya telapak tangan dalam keadaan terbuka, lalu pasangan yang di belakang mengirimkan energi kali ini tidak perlu dengan menjulurkan telapak tangan, namun cukup dengan niat saja, beri instruksi atau visualisasi dengan pikiran, misal : energi ini saya kirim ke telapak tangan kiri si A. Lakukan bergantian dan berulang kali sampai mencapai ketepatan 90%.

4. Jika poin 3 sudah mahir, sekarang lakukan dari jarak jauh – tentu saja dengan perjanjian dulu- misalnya jam 10 malam nanti anda dan pasangan akan saling mengirimkan energi dan jangan lupa untuk dicatat hasilnya sebagai bahan evaluasi. Karena sekarang telepon sudah memasyarakat, latihan juga dapat dengan saling menelepon di mana saat masih memegang telepon anda dan pasangan anda saling mengirimkan energi dst.

Latihan Dasar 1 & 2 di atas jika rajin dilatih biasanya 2 minggu sudah akan terasa hasilnya, dan tentu saja ini akan sangat membantu dalam melakukan Healing kepada sesama.

DETEKSI & PENYALURAN ENERGI

Mendeteksi penyakit phisik/psikis atau mendeteksi suatu obyek benda apakah memiliki getaran positif/negatif.

Caranya dengan menyalurkan energi ke telapak tangan saat penghembusan nafas, jika telapak tangan terasa hangat atau seperti kesemutan berarti sudah “on” . Lalu arahkan telapak tangan ke obyek (benda/tubuh) untuk merasakan getaran obyek.

Jika telapak tangan terasa terdorong/hangat biasanya obyek tersebut memiliki gelombang energi yang besar atau bisa juga terdapat sumbatan di bagian tubuh tersebut.

Sebaliknya jika telapak tangan tersedot/dingin, maka obyek terdapat kebocoran energi/lemah.

Jika obyek tidak terasa apa pun atau datar/sama getarannya secara keseluruhan biasanya obyek tidak memiliki gelombang energi atau kosong. Untuk tubuh yang getarannya datar artinya tubuh dalam keadaan normal/sehat.

Supaya mantap saat penyaluran energi juga ditambah affirmasi, misalnya :
1. “ Bersihkan ruangan/badan si A dari energi negatif apapun bentuknya “
2. “Salurkan energi secara merata ke seluruh obyek/tubuh baik di bagian depan dan belakang tubuh dari ujung jari kaki sampai ke ubun-ubum”

Affirmasi bebas asalkan selaras dengan hukum alam/Ilahiah jadi kreatifitas praktisi diharapkan di dalam mengaplikasi energi.

PELAJARAN SELANJUTNYA KLIK di Sini..

Hakikat Kultivasi Nafsu dan Ruh

Struktur manusia adalah struktur berbagai alam dan bagian-bagiannya. Tentu saja hal ini tidak dalam bentuk penampakannya, tapi lebih pada unsur-unsur penyusunnya, inter relasinya, dan mekanisme hukum yang berlaku di dalamnya dimana alam yang dimaksud tidak hanya meliputi alam fisik inderawi tapi juga alam-alam atas (alamul a’laa), termasuk alam malaikat. Semua ini adalah kalam ilahi yang bertutur tentang Dia SWT yang berada di balik semuanya.

Sesungguhnya Allah menciptakan Adam menurut rupa-Nya” (HR. Bukhari dan Ahmad)

Untuk menjelaskan struktur insan yang kompleks ini maka Imam Al-Ghazali ra menggambarkan bahwa manusia itu adalah hewan yang mampu berpikir (hayyawan nathiq), maksudnya berjasmani seperti hewan, tapi juga mampu mencerap pengetahuan tentang Allah SWT sebagaimana malaikat. Perbedaan antara manusia dengan hewan adalah adanya tambahan unsur jiwa (an-nafs) yang membuat manusia mampu berpikir dan mewujudkan apa yang dipikirkannya (nathiq), baik dalam bentuk perkataan hingga perbuatan, sehingga bila saja binatang diberi jiwa (an-nafs) sebagaimana yang diberikan kepada manusia, tentu ia akan sanggup berpikir dan akhirnya mukallafah.

Struktur makhluq yang seperti ini oleh Imam Al-Ghazali ra dibagi dalam tiga aspek: Jiwa (an-nafs), Ruh dan Jasmani (jism).

Jasmani manusia terbentuk dari berbagai komponen dan unsur yang sanggup ‘membawa’ dan mempertahankan ruh dan nafsnya, yang kemudian menjadi suatu tubuh berpostur yang memiliki wajah, dua tangan dan kaki, serta bisa tertawa. Unsur-unsur jasmani tersebut adalah unsur yang sama dengan unsur makrokosmos yaitu air, udara, api dan tanah. Hal ini terlihat dari proses penciptaan jasmani Nabi Adam as yang dilukiskan melalui tahapan ath-thiin dan shalshal di mana kedua jenis tanah liat tersebut merupakan hasil dari perubahan empat unsur tanah, air, udara dan api. Bagi anak-cucu Nabi Adam as, proses tersebut tidak transparan lagi karena jasmani bani adam terbentuk dalam rahim ibu melalui fase-fase nuthfah, ‘alaqah dan mudhghah. Meski begitu secara hakiki jasmani bani adam tetap berasal dari 4 unsur tersebut dan akan kembali ke bentuk unsur dasar itu.

Jika diperhatikan lebih jauh mekanisme kehidupan yang melibatkan bagian-bagian tubuh, maka akan ditemui persamaan dengan mekanisme serupa yang melibatkan bagian-bagian alam (makrokosmos). Hanya saja untuk memetakan persamaan ini dengan lengkap dan rinci, andai pun kita diberi usia yang cukup panjang sampai berabad-abad, tidak akan tuntas untuk menguraikannya. Oleh karenanya kita diminta untuk berusaha mencoba sendiri meneliti apa yang kita saksikan, tentu maka akan menemukan persamaan makrokosmos dengan mikrokosmos diri kita.

Kemudian adanya ruh membuat manusia mirip dengan hewan karena ruh yang dimaksud di sini adalah ruh yang juga dimiliki oleh hewan, yaitu ruh hewani. Dalam Al-Qur’an dikenal dengan istilah nafakh ruh (Ruh Jasmani). Ruh hewani ini adalah sesuatu yang bertempat, sehingga eksistensinya bisa dideteksi oleh ilmu kedokteran. Ia berjalan (mengalir) di seluruh anggota tubuh, pembuluh darah , urat nadi dan syaraf. Kehadirannya di suatu anggota tubuh, membuat bagian tubuh tersebut menjadi hidup. Apakah itu berwujud gerakan, sentuhan, menatap, mendengar, dan sebagainya. Ibaratnya seperti pelita yang beredar menelusuri suatu tempat yang penuh dengan lorong-lorong; tempat tersebut adalah ibarat tubuh. Bagian-bagian tubuh yang diibaratkan dengan lorong-lorong akan hidup ketika cahaya pelita menerangi lorong tersebut.Cahaya pelita itulah ibarat dari ruh hewani yang mengalir dan beredar di seluruh tubuh. Ruh tersebut tidak memberi petunjuk pada pengetahuan. Ia tak lebih daripada perangkat unik yang bisa mematikan badan, di mana misi Rasulullah Saw bukan ditujukan pada ruh tersebut. Ruh inipun bukanlah Ruh Amr yang dimaksud di Al-Israa’ [17]: 85.

Dan mereka bertanya kepadamu tentang Ar-Ruh. Katakanlah: Ar-Ruh itu berasal dari Amr Rabbku, dan tidaklah engkau diberi pengetahuan tentang itu melainkan sedikit. (Al-Israa’ [17]: 85)

Sehingga bisa dikatakan bahwa Imam Al-Ghazali meluruskan pemahaman sebagian umat Islam yang menyamakan makna Ar-Ruh dengan Nafakh Ruh (ruh hewani).

Ruh Jasmani
Nafakh Ruh /Ruh hewani/Ruh Indriawi adalah Hakikat Jiwa/Nafs dan Dzat Hidup

Ruh Jasmani merupakam cikal bakal kehidupan, artinya ruh jasmani inilah yang menyebabkan makhluk hidup dapat hidup. Ruh Jasmani adalah tingkatan lapis terluar dari Ruh yang berkaitan erat dengan diri jasmani manusia. Oleh karena itu bersifat materi (Aradh). Nafsu dan Ruh dalam perkembangannya mempunyai perkembangan yang sangat saling terkait namun tumbuh secara terpisah sendiri-sendiri.

Kekuatan jiwa (aradh) itu dibedakan menjadi dua, yaitu motorik (penggerak) dan kognitif. Sementara kognitif sendiri terbagi menjadi dua, yaitu luar dan dalam. Kognitif luar adalah seperti mendengar, melihat, membaui, meraba dan sebagainya. Adapun kognitif dalam terdiri dari tiga macam:

1. Imajinasi (khayaliyyah), yang bertugas merekam segala bentuk yang pernah ditangkap oleh indera.

2. Fantasi (wahmiyyah), yang mampu memahami berbagai makna (pengertian). Kekuatan ini akan merekam pengertian (makna) dari segala bentuk yang direkam oleh khayaliyyah.

3. Pikiran (fikriyyah), yang berfungsi menyusun beberapa bentuk, antara yang satu dengan yang lainnya.

Dari gambar tersebut terlihat bahwa kognitif luar itu melekat pada panca indera dan kognitif dalam itu melekat pada dimagh (otak). Yang menarik ternyata hampir semua kekuatan (aradh) tersebut juga dimiliki oleh binatang karena kambingpun bisa langsung mengerti bahwa anjing hutan adalah musuhnya, maka ia segera melarikan diri. Artinya hewanpun adalah makhluk yang berfikir. Karena itu jiwa (an-nafs) mestilah sesuatu yang derajatnya di atas kekuatan-kekuatan (aradh) tersebut, karena jiwa (an-nafs) merupakan pembeda antara manusia dan binatang yang perbandingannya sebagaimana dilukiskan pada gambar 1 di mana cahaya dengan sumbernya tetaplah sesuatu yang derajatnya berbeda.

Demikianlah, sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor pembeda manusia dengan binatang adalah pada zat jiwa itu sendiri, yaitu jiwa sebagai jauhar yang memiliki kemampuan untuk merespon atau memahami pengetahuan yang tidak dapat dilihat oleh mata. Imam Al-Ghazali ra menyatakan bahwa jiwa jauhar ini bukanlah kekuatan-kekuatan tersebut, melainkan merupakan esensi yang sempurna dan tunggal yang tidak muncul selain dengan cara mengingat, menghapal, berpikir, membedakan dan mempertimbangkan sehingga dikatakan bahwa dialah yang menerima seluruh ilmu. Ia tidak bosan menerima gambaran-gambaran yang lepas dari materi. Semua bagian diri manusia berkhidmat kepada jauhar ini dan melaksanakan perintahnya.

Dalam hubungannya dengan jasad, jiwa jauhar ini (an-nafs) dikatakan memiliki dua jenis kekuatan, yaitu kekuatan yang bersifat amaliah (praktis) dan yang bersifat ilmiah. Adapun yang bersifat amaliah adalah kekuatan yang menjadi pusat penggerak manusia sehingga melahirkan karya dan cipta dalam wujud teknologi-teknologi manusia. Sementara yang bersifat ilmiah adalah yang mampu memahami materi ilmu-ilmu pengetahuan yang tidak ada bentuk dan bendanya, di mana ilmu pengetahuan tersebut merupakan masalah-masalah yang bersifat universal, abstrak dan hanya dapat dipahami oleh akal.

Dalam kaitannya dengan aspek amaliah dan ilmiah inilah maka jiwa jauhar ini disebut juga dengan jiwa berpikir (nafs nathiqah) karena makna nathiq di sini tidak hanya meliputi kekuatan berpikir (ilmiah), tapi sampai pada kekuatan untuk mewujudkannya dalam bentuk gerak dan perbuatan (amaliah). Al-Qur’an menamai nafs nathiqah sebagai suatu paduan antara jiwa yang tenteram (nafs muthmainnah) dengan ruh Amri. Karena itu Imam Al-Ghazali ra menyatakan bahwa nafs nathiqah adalah jauhar yang hidup, aktif dan rasional.

Tingkatan Jiwa

Jiwa itu sesungguhnya berlapis-lapis dan bertingkat, sehingga istilah jiwa sebenarnya digunakan untuk mewakili/menggambarkan banyak aspek. Bila istilah jiwa ditujukan pada jiwa yang menjadi jauhar manusia (an-nafs), maka binatang dapat dikatakan tak memiliki jiwa tersebut. Tapi bila derajat pemahaman tentang jiwa ini diturunkan, maka binatang pun sebenarnya memiliki jiwa. Bahkan tenaga gas dan segala sesuatu yang dapat berkembang (seperti tumbuhan) juga dikatakan memiliki jiwa. Hanya saja derajat jiwa yang mereka miliki tidak cukup untuk membuat mereka mukallafah. Karena itu dalam tulisan ini, ketika jiwa disebut dalam bentuk isim ma’rifah an-nafs, maka itu menunjuk kepada jiwa jauhar. Sedangkan ketika disebut dengan nafs saja, maka itu menunjukkan kepada jiwa dalam seluruh derajatnya (jiwa secara umum).

Untuk memahami masalah ini lebih jauh, harus dipahami bahwa jiwa itu tumbuh. Ia berproses dari suatu kekuatan (kemampuan, potensi) menuju bentuk perbuatan. Jiwa hewani (an-nafs al-hayawaniyyah) melekat pada kesempurnaan suatu tubuh (jism) secara alamiah dimana pada derajat tersebut pemilik jiwa memiliki kemampuan untuk dapat merasa dan bergerak sehingga dikatakan bahwa jiwa hewani adalah tingkatan pertama dari munculnya suatu perbuatan. Karena itulah binatang dan manusia sama-sama memiliki jiwa jenis ini.

Penggerak indera pada binatang adalah melalui daya fantasi, yang fungsinya sama dengan daya intelektual yang ada pada manusia. Seekor binatang akan berperilaku sesuai dengan perilaku yang dikendalikan daya fantasinya ketika melihat sesuatu yang berbahaya. Kalau melihat sesuatu yang berbahaya, ia akan segera menghindar, dan tidak terlalu salah bila dikatakan bahwa ia punya daya rekam yang mampu merekam citra.

Jiwa manusia sendiri memang memiliki dua sisi. Satu sisi menuju alam ruh (alam tinggi, alamu’ a’la) dan sisi lain menuju alam bawah (rendah, alam materi) di mana dia diperintah agar memelihara dua sisi yang saling berseberangan ini. Dari sisi yang menuju alam tinggi ia mirip dengan malaikat dalam berbagai keutamaan dan ketekunan beribadat kepada Tuhannya. Sedangkan sisi yang menuju alam bawah membuatnya mampu berinteraksi dengan alam bawah yang terformulasi dari unsur materi (alam khalq). Penguasaan jiwa terhadap alam materi tersebut adalah melalui tubuh fisik (jism).

Berbagai alam tersebut memiliki tuntutannya masing-masing, yang sering saling bertolak belakang. Inilah yang membuat jiwa manusia cenderung bingung dalam menjalani kehidupannya di dunia. Masing-masing ingin dipenuhi secara adil sesuai dengan hukum keadilan Tuhan. Karena itu agar manusia pada akhirnya tetap bisa cenderung pada sisi yang tinggi, maka Allah memperkuatnya dengan akal agar dapat menerima apa yang disampaikan dari para malaikat dan Rasul-Nya, di samping juga sanggup memahami apa yang dikehendaki Tuhannya. Inilah kebijakan Tuhan (hikmah Ilahiyyah) yang menjadikan manusia itu istimewa.

Dua sisi tersebut kemudian membuat jiwa (an-nafs) memiliki dua kekuatan dasar, yaitu amaliah dan ilmiah. Kekuatan amaliah terkait dengan sisi yang menuju alam bawah yang sebagian besar bersifat inderawi, sedang kekuatan ilmiah terkait dengan sisi yang menuju alam atas karena dari sisi inilah turunnya pengetahuan yang tak terbatas. Terkait dengan hal tersebut, jiwa hewani sesungguhnya adalah representasi jiwa pada sisi yang menghadap alam bawah di mana dengan jiwa hewani tersebut manusia dan binatang dapat menghasilkan dan mensistemkan suatu gerakan atau perbuatan. Hanya saja pada binatang, mereka bergerak dan berbuat tanpa pengetahuan tentang sisi bagian atas sehingga binatang tidak mengerti tentang apa yang menjadi dasar gerakan (perbuatan) mereka. Perbuatan dan karya cipta mereka sepenuhnya dilakukan atas dasar wahyu yang diterima dari Allah swt.

“Dan Rabbmu mewahyukan kepada seekor lebah: Buatlah sarang-sarang di gunung-gunung, di pohon, dan di tempat-tempat yang dibikin (manusia).” (An-Nahl [16]: 68)

Sementara manusia bergerak dan berbuat atas dasar pengetahuan yang didapatnya. Bila sisi jiwa yang menghadap alam atas mampu menerima pengetahuan-Nya, maka dia akan berbuat dan berkarya atas dasar ilmu-ilmu tinggi itu. Bila tidak, maka manusia juga akan tetap berbuat, tapi atas dasar ilmu-ilmu rendah (pengetahuan duniawi). Karena itu Al-Qur’an sering menyindir mereka yang tak memiliki pengetahuan tentang alam-alam atas sebagai tak ubahnya dengan binatang, bahkan lebih rendah dari itu. Mereka tidak mengenal malaikat dan Tuhan penciptanya, tapi sangat mengenal dunianya.

“Atau apakah engkau mengira bahwa kebanyakan mereka (mampu) mendengar atau menggunakan ‘aqlnya?. Mereka itu tiada lain bagaikan binatang ternak, bahkan lebih sesatlah jalan mereka.” (QS. Al-Furqan:44).

Manusia dikatakan lebih sesat dari binatang karena meski binatang tak memiliki pengetahuan tentang alam-alam atas namun binatang berada dalam ketaatan yang mutlak kepada Sang Penciptanya. Mereka mendengar, melihat dan mengetahui kehendak Allah SWT atas diri mereka. Mereka tak akan pernah bergerak kecuali atas dasar ilmu Allah SWT yang sudah tercatat dalam suatu kitab, di mana Dia tak akan keliru atau lupa. Sedangkan manusia yang tak berpengetahuan tentang alam-alam atas, maka mereka justru terputus dari ketaatan kepada kehendak Allah SWT karena dengan apa mereka memahami kehendak Allah SWT atas diri mereka? Kalaupun mereka membangun suatu ‘ketaatan’, maka itu adalah atas dasar persangkaan yang dibangun di bawah kendali hawa nafsu dan syahwat.

Tujuh tingkat nafsu menurut ahli tasawuf

1. Nafsul Amarah
2. Nafsul Lawwamah
3. Nafsul Mulhammah
4. Nafsul Muthmainnah
5. Nafsul Radhiah
6. Nafsul Mardhiyah
7. Nafsul Kamilah

KULTIVASI JIWA
Jiwa yang telah dimurnikan akan menjadi sebuah jiwa yang abadi dan tidak mati.

Janganlah engkau sekali-kali mengira bahwa orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati: bahkan mereka itu hidup di sisi Rabb mereka dengan mendapatkan rizki. (Ali ‘Imran [3]: 169)

Jati diri Ruh Indrawi yang berupa Inti Kehidupan (Dzat Hidup) inilah yang dikultivasikan dalam metode-metode kultivasi oleh agama bumi. Manusia yang telah mencapai kesempurnaan jiwa inilah yang disebut dengan avatar dan dewa. Jiwa mereka bersemayam di alam semesta pada level alam suci.

Di dalam dongeng-dongeng dari negeri tirai bambu sering diceritakan, bahwa hewan dan siluman sekalipun bila melatih metode kultivasi akan dapat mencapai kesempurnaan jiwa mereka menjadi berjiwa manusia yang hidup abadi.

Jati diri Ruh Indrawi inilah yang nantinya akan menempati surga-surga Allah di akherat nanti.

RUH QUDUS

Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan Aku tiupkan di dalamnya ruh-Ku, maka tunduklah mereka kepada-Nya dengan bersujud.(Al-Hijr [15]: 29)
Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan ke dalamnya dari Ruh-Nya, dan Dia menjadikan kalian (memiliki) pendengaran, bashiirah, dan fu’aad, tapi sedikit di antara kalian yang bersyukur. (As-Sajdah [32]: 9)

Dan mereka bertanya kepadamu tentang Ar-Ruh. Katakanlah: Ar-Ruh itu berasal dari Amr Rabbku, dan tidaklah engkau diberi pengetahuan tentang itu melainkan sedikit. (Al-Israa’ [17]: 85)

Ruh Qudus inilah yang hakikat sifatnya berasal dari alam Ilahiah dan mempunya sifat-sifat keilahian.

Dalam kitab ‘Sirr al-Asrar’ yang berisi kumpulan ajaran Syaikh Abdul Qadir al-Jilani didapati keterangan bahwa pada awalnya manusia dicipta oleh Allah SWT di alam lâhût (alam dimensi ketuhanan). Manusia awal itu adalah manusia yang masih berwujud ruh (jiwa) yang sangat murni, yang disebut rûh al-quds.

Ruh al-Quds dicipta langsung oleh Allah SWT dan didalamnya terkandung disain serta program-program (rencana-rencana) Allah, juga sifat-sifat Allah, yang sifatnya sangat misterius (sirri). Maka Ruh al-Quds disebut juga Sirr (rahasia).

Allah SWT adalah cahaya (QS an-Nûr 24). Ruh al-Quds yang dicipta langsung oleh Sang Cahaya pun mengandung cahaya yang sangat murni, yang memiliki tingkat radiasi sangat tinggi.

Dalam kitab itu juga dikatakan bahwa alam memiliki lapis-lapis dimensional yang berbeda:

1. Alam Lâhût, alam dimensi ketuhanan.
2. Alam Jabarût, alam ilmu, ketentuan, rencana dan takdir.
3. Alam Malakût, alam para malaikat, alam ruh, alam enerji.
4. Alam Mulki, alam fisik, alam nyata.

Ketika Rûh al-Quds akan diturunkan dari alam lâhût ke alam jabarût ia dibalut lebih dulu dengan lapisan Ruh as-Shulthâny. Sebab kalau tidak, radiasi cahaya Ruh al-Quds yang sangat murni dan teramat kuat itu akan membakar semua yang ada di alam jabarut. Ruh as-Sulthany adalah mantel (hijâb) bagi Ruh al-Quds. Ruh as-Shulthany disebut juga dengan Fuâd.

Lalu Ruh al-Quds (Sirr) yang sudah dibalut dengan Ruh as-Sulthany (Fu’ad) diturunkan ke alam level-3, yaitu alam malakût. Namun alam malakut lebih materialized daripada alam-alam sebelumnya, dan apa yang ada di dalamnya akan mudah terbakar oleh radiasi cahaya Ruh al-Quds meskipun sudah dibalut dengan Ruh as-Sulthany. Oleh sebab itu sebelum diturunkan ke alam malakut, Ruh al-Quds yang sudah dengan Ruh as-Sulthany, dibalut lagi dengan Rûh ar-Rûhâny. Ruh lapis ketiga ini disebut juga Qalbu.

Selanjutnya Ruh al-Quds (Sirr), yang sudah dibalut dengan Ruh as-Sulthany (Fuad) dan Ruh ar-Ruhaniyah (Qalbu), diturunkan lagi ke alam level-4 yaitu alam mulki. Inilah alam kosmik yang sekarang dapat kita lihat secara visual dengan mata kepala kita. Alam kosmik wujudnya sangat lahiriah dan dapat dikenali secara empirik (terukur). Namun radiasi cahaya Ruh al-Quds, meski sudah dibalut dengan dua lapis ruh lainnya, masih terlalu tinggi bagi alam ini. Apa yang ada di alam mulki dapat terbakar oleh radiasi cahaya Ruh al-Quds. Untuk itu, sebelum diturunkan ke alam mulki, Ruh al-Quds dibalut lagi dengan lapis ke-3 yaitu Rûh al-Jismâny yang untuk mudahnya sering disebut dengan Rûh saja. Untuk lebih jelasnya lihatlah tabel berikut ini.

TABEL TINGKATAN RUH

Alam Rûh (Nafs)
Lâhût Rûh al-Quds Sirr
Jabarût Rûh as-Sulthany Fu’ad
Malakût Rûh ar-Rûhâny Qalbu
Mulki Rûh al-Jismâny Rûh

KULTIVASI RUH

Berbeda dengan perjalanan Nafsu/Jiwa, Ruh sebagai bagian dari pancaran sifat-sifat Tuhan akan berusaha untuk kembali pada asal dirinya yaitu Tuhan.

انا لله وانا اليه راجعون
“Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali.”
(Surah Al-Baqarah, ayat 156)

Lalu bagaimana perjalanan Ruh bisa dilakukan…?
Telah termaktub dalam dalil araftu rabbi bi rabbi bahwa kita hanya mengenal Dia dgn Dia. Maksudnya jika Tuhan tidak berkehendak kita mengenal-NYA maka kita pun tidak akan bisa mengenal-NYA. Dan, kita mengenal-NYA pun maka hanya melalui Dia (walaupun kita tidak mau tetapi semua telah kehendak-NYA).

“Sesungguhnya telah datang kepada kamu dari Allah, cahaya………….”. (QS. Al-Maaidah, ayat 15)

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mu’jizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Qur’an).” ( QS. An Nisaa 4:174 )

Dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan…(Perjalanan Spiritual).( QS. Al Hadiid 57:28 )

Satu-satunya cara untuk bisa memperjalankan Ruhani kita di dalam evolusi spiritual hanyalah Cahaya Petunjuk yang datang dari Tuhan.

Pokok dari ajaran agama adalah mengajarkan kepada ummatnya tentang bagaimana berhubungan dengan Tuhan, cara mengenal-Nya dengan sebenar-benar kenal yang di istilahkan dengan makrifat, kemudian baru menyembah-Nya dengan benar pula. Apakah agama Islam, Kristen, Hindu dan lain-lain, semuanya mengajarkan ajaran pokok ini yaitu bagaimana seseorang bisa sampai kehadirat-Nya. Karena itu pula Allah SWT menurunkan para nabi/Rasul untuk menyampaikan metodologi cara berhubungan dengan-Nya, tidak cukup satu Nabi, Allah SWT menurunkan ribuan Nabi untuk meluruskan kembali jalan yang kadangkala terjadi penyimpangan seiring berjalannya waktu.

Nuurun alaa Nuurin Yahdillahu li Nuurihi mayya syau ~ Nur Muhammad adalah pancaran Nur Allah yang diberikan kepada Para Nabi mulai dari Nabi Adam as sampai dengan Nabi Muhammad SAW, dititipkan dalam dada para Nabi dan Rasul sebagai conductor yang menyalurkan energi Ketuhanan Yang Maha Dasyat dan Maha Hebat. Dengan penyaluran yang sempurna itu pula yang membuat nabi Musa bisa membelah laut, Nabi Isa menghidupkan orang mati dan Para nabi menunjukkan mukjizatnya serta para wali menunjukkan kekeramatannya. Karena Nur Muhammad itu pula yang menyebabkan wajah Nabi Muhammad SAW tidak bisa diserupai oleh syetan.

Nurun ‘Ala Nuurin adalah ikatan spiritual yang sambung menyambung, rantai berantai sampai dengan rohani Rasulullah, karena pancaran yang terus menerus dan yang selalu disalurkan dari Nuurun alaa Nuurin Yahdillahu li Nuurihi mayya syau ~ “ Nur Illahi beriring dengan Nur Muhammad, yang diberikanNya pada orang-orang yang dikehendakiNya”

Hanya dengan energi Nuurun ‘Ala nuurin inilah Ruhani kita dapat memulai proses kultivasinya. Dengan getaran energi suci inilah diri kita juga akan digetarkan sehingga mencapai ambang energi kuantum. Yang dapat meningkatkan kualitas dan derajat Ruh kita hingga mencapai derajat Ruhul Qudus.

Itulah kenapa dikatakan bahwa manusia yang menempuh jalan ini seakan-akan tidak butuh surga, Karena memang yang menjadi tujuan utama perjalanan spiritual mereka memang bukan surga. Akan tetapi kepada Dzat yang menciptakan surga yaitu Allah SWT.

Inilah Evolusi Spiritual di dalam Metode Kultivasi yang di ajarkan dari jalur Nabi Muhammad SAW. Yaitu perjalanan kembali kepada Tuhannya.

KULTIVASI NAFSU DAN RUH

Dengan menggunakan energi Nuurun ‘ala nuurin ini siswa Majelis NAQS akan dapat mengkultivasikan Tubuh Jasmani, Jiwa, dan Ruhaninya.

Metode Reiki Energi Kultivasi N-AQS adalah metode yang holistik, sehingga dapat mengkultivasikan keseluruhan struktur manusiawi yang ada di dalam diri kita. Inilah yang membedakan metode NAQS dengan Metode Kultivasi yang lain.

Metode kultivasi NAQS selalu menjadikan Tuhan sebagai titik sentral dan fokus dari fikiran, perbuatan, dan ucapan. Sedangkan metode kultivasi yang lain selalu menekankan alam semesta sebagai sentral dan topik pembicaraan. Metode NAQS membicarakan Tuhan sebagai sebuah identitas yang personal tanpa perlu mengait-ngaitkannya dengan alam semesta, sedang metode yang lain selalu mencari jawab tentang Tuhan dari alam semesta. Alam semesta bagi kita adalah tempat kita berkarya sebagai wujud bakti kita kepada Tuhan dalam konsep Pengabdian kepada Tuhan (Hamba Tuhan). Dan sebagai wujud ekspresi dan aktualisasi diri sebagai Khalifatullah Fil Ardh.

Kesimpulannya :

Ada dua potensi ruhaniah dalam diri kita, yaitu :
1. Ruh Insaniah/Nafsu/dzat hidup.
Potensi Ruh ini dapat diolah dg meditasi kultivasi oleh aliran manapun. Pencapaian kultivasi ini ada batasnya. Yaitu ketika telah mencapai Kesempurnaan jiwanya (NAFS).

2. Ruh Qudus / Ruh Ruhaniah dari Tuhan.
Potensi Ruh Qudus ini baru dapat di olah bila telah diberi Nur dari Tuhan, Nur inilah yg di bawa oleh para Nabi & Rasul. Setelah Nur ini ditanam, barulah metode kultivasi yg dilakukan bisa memproses potensi ini. Ketika bibit Nur ini telah bertunas dan hidup. Dia akan hidup abadi, karena hakikatnya memang datang dari Dia Yang Maha Hidup dan Maha Abadi.

Jadi Potensi Ruh Qudus ini tidak akan berkembang bila belum di pasangkan dengan Nur Ilahiah ini. Dan Proses Kultivasi Ruh ini tiada batasnya, berlangsung terus menerus hingga akhir hayat kita. Karena yang dituju adalah Dzat yang tidak terbatas, sedangkan hakikat diri kita adalah terbatas. Itulah kenapa dikisahkan bahwa nabi Muhammad yang sudah dijamin masuk Surga oleh Allah SWT, masih suka beristighfar setiap harinya.

Mengingat ini adalah sebuah perjalanan panjang, maka perlu dijaga keseimbangan dalam hidupnya. Janganlah meneggelamkan diri dalam kesibukan spiritual hingga melupakan urusan duniawinya. Karena hakikatnya Tak ada orang yg mampu bertahan di satu sisi utk waktu yg lama. Ketika dia telah mencapai titik jenuhnya, dia akan berayun ke arah kebalikannya. Bagaikan gerak bandul jam, begitulah dia adanya. Bergerak antara dua kutub ukhrawi dan duniawi. Langit dan bumi.

Oleh karena itu ketika kejenuhan datang menerpamu, dan disiplinmu menjadi kendor.
Itu tdk mengapa sahabat..
Ikuti aja arus..
System NAQS bila sudah jadi, dan manunggal dg dirimu. Akan bersifat auto generated. Dia akan tetap hadir menjagamu, di saat apapun. Dan jika tiba saatnya, kau akan dibangkitkan dari tidur hibernasimu. Fenomena ini juga terjadi pada mereka yg hidupnya berkutat pada kehidupan dunia. Dia nanti akan sampai pada titik jenuh, dan rindu dg Tuhannya.

Metode yang bisa mengkultivasikan Ruh secara otomatis juga bisa mengkultivasikan Jiwa, sedangkan metode yang hanya bisa mengkultivasikan jiwa belum tentu mampu mengkultivasikan Ruhnya.

Rahasia Sentuhan Tangan Reiki N-AQS

Sentuhan Tangan Reiki N-AQS adalah sebuah penyembuhan dengan sentuhan tangan yang efeknya akan terasa secara langsung. Tubuh yang mengalami gangguan akan merespons secara langsung energi yang keluar dari Praktisi Terapi Energi Sentuhan Tangan Reiki N-AQS. Efek yang ditimbulkan Sentuhan Tangan Reiki N-AQS dapat mengembalikan posisi tulang yang tidak tepat, mengurangi rasa sakit dan peradangan, dan menyeimbangkan semua organ tubuh.

Terapi Energi Sentuhan Tangan Reiki N-AQS dapat dipelajari oleh semua orang. Penguasaan teknik pernafasan, meditasi kesadaran tubuh, dan teknik posisi tangan adalah dasar penguasaan Sentuhan Tangan Reiki N-AQS.

Deepak Chopra menulis bahwa: “Untuk meningkatkan respons kesembuhan, anda harus melampaui semua level yang kasar dari tubuh anda, baik itu sel. jaringan, organ dan sistem, dan anda harus naik sampai ke titik pertemuan antara pikiran dan materi, yaitu titik dimana kesadaran bisa mulai memberikan efek”. 

Deepak yakin bahwa ada titik seperti itu dimana kesadaran dan materi bertemu, dan ia yakin bahwa titik pertemuan itu ada pada level Quantum atau Sub-Atomik. Hubungan yang luar biasa antara pikiran dan materi dapat diakses lewat cinta kasih dan niat yang tulus. Pengerahan kemampuan cinta kasih dan niat yang tulus dalam batin dapat mengaktifkan proses penyembuhan dalam tubuh secara dinamis dan aktif. Segala sesuatu yang ada dalam tubuh, mulai dari DNA, sel, dan semua sistem organ tubuh dapat merespons vibrasi penyembuhan dari cinta kasih dan niat yang tulus.

Sentuhan Tangan Reiki N-AQS adalah teknik penyembuhan yang dapat dipelajari hampir semua orang yang dapat mengembangkan cinta kasih dan niat tulus dalam dirinya. Dengan mengikuti pelatihan selama satu hari anda sudah dapat melakukan penyembuhan Sentuhan Tangan Reiki N-AQS.

Berbekal dengan keinginan yang tulus dari dasar hati yang paling dalam, saya mengundang anda semua untuk bergabung dalam sebuah perjalanan yang penuh dengan penemuan-penemuan menakjubkan, yaitu penemuan tentang Terapi Energi Sentuhan Tangan Reiki N-AQS.

Sebuah Anugerah Tuhan

Penyembuhan adalah nyata.
Semua orang bisa melakukannya.
Cinta dari semua orang bisa membawa dampak yang berharga.
Cinta anda bisa membawa perubahan yang berarti.
Kemampuan untuk menyembuhkan orang lain
adalah karunia yang diberikan Tuhan bagi kita semua.
Karunia ini ada dalam diri kita dan tinggal menemukannya.
Kemampuan ini sudah kita dapatkan sejak lahir, ibaratnya seperti peralatan standar yang dimiliki semua manusia, diberikan secara alami sebagai bagian dari kemampuan kita.

RESONANSI, ENERGI KEHIDUPAN

Dibalik permukaan dari kesadaran kita, ada sebuah dunia vibrasi yang sangat luas.
Sama seperti kumbang air yang sibuk meluncur dengan gesit kesana kemari


diatas permukaan air danau, kita sering kali tidak menyadari dunia yang sangat luas yang terletak dibalik persepsi kita sehari-hari ini.


Cinta adalah getaran universal yang memungkinkan orang yang satu untuk mentransfer energi penyembuhan kepada orang lain.

Resonansi

Ada sebuah misteri yang menakjubkan di dalam fenomena yang tampaknya sederhana seperti resonansi. Mulai dari jagat raya dan galaksi-galaksi di dalamnya sampai pada sub-sub atom, segala partikel dan semua orang bergerak dan hidup dikendalikan oleh kekuatan resonansi.

Itzhak Benton dalam bukunya Stalking the Wild Pendulum (1977) mengatakan: “kita bisa memahami penyakit sebagai kondisi ketidakselarasan antar organ-organ dalam tubuh kita. Ketika ada gelombang yang kuat diberikan kepada semua organ ini secara bersamaan, maka pola gelombang yang dikeluarkan oleh organ-organ ini akan menjadi selaras kembali”.

Ketika dua benda bergetar atau bervibrasi pada frekuensi yang berbeda, maka akan terjadi entrainment atau penyelarasan, yaitu dimana getaran yang lebih rendah akan naik sehingga menyamai yang lebih tinggi, atau getaran yang lebih tinggi akan turun sehingga menyamai yang lebih rendah, atau keduanya sama-sama berubah sehingga akan bertemu di titik keseimbangan.

Para praktisi terapi energi belajar lewat latihan pernafasan dan meditasi untuk menaikkan getaran pada tangan mereka sehingga mencapai frekuensi yang sangat tinggi. Ketika mereka meletakkan tangan atau mendekatkan tangan mereka pada orang yang sakit, maka akan terjadi proses yang mirip pada sirkuit elektronik yang terselaraskan frekuensinya, yaitu getaran yang mereka berikan akan menimbulkan resonansi dan penyelarasan pada tubuh orang yang sakit sehingga frekuensinya akan sama dengan getaran yang diterimanya.

Bruce Burger dalam bukunya Esoteric Anatomy: The Body as Consciousness, menulis: “resonansi yang simpatik atau senada adalah kecenderungan dua gelombang yang memiliki lengkung yang sama untuk mengalami vibrasi secara bersama-sama, sehingga yang satu bisa membangkitkan energi dari yang lain dan keduanya bisa saling berkomunikasi. Maka, dua gelombang atau lebih yang memiliki panjang gelombang dan frekuensi yang sama akan saling menyelaraskan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Ini adalah kunci untuk memahami dinamika yang menyatukan semua makhluk di dalam jagat raya dan memahami tubuh kita sebagai pancaran energi dari suara suci”.

Praktisi terapi energi berusaha mengeluarkan getaran setinggi yang mereka mampu agar menjadi frekuensi dominan. Sementara orang yang menerima getaran akan menyelaraskan getarannya dengan frekuensi dominan sehingga getaran tubuhnya selaras dengan getaran yang diberikan praktisi. Dengan demikian, orang yang mengaku bisa menyembuhkan orang lain lebih tepat untuk dikatakan sebagai tidak tahu, salah paham, sombong, atau lupa diri, karena sebenarnya seseorang itu tidak menyembuhkan, melainkan hanya memberika energi resonansi yang memungkinkan orang lain untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Praktisi energi pada dasarnya mengeluarkan energi yang kuat untuk menyelaraskan energi pasien, kemudian energi pasien secara perlahan akan menyesuaikan diri dengan energi praktisi. Kecerdasan alami tubuh menerima energi akan melakukan hal yang diperlukan agar kesembuhan bisa terjadi dengan sendirinya. Dengan kata lain, tubuh yang memiliki kecerdasan alami akan menyembuhkan dirinya sendiri bila menerima resonansi energi penyembuhan. Jika praktisi tidak dilatih dengan teknik pernafasan dan teknik kecerdasan alami tubuh, frekuensi getaran energi praktisi dapat turun ke frekuensi getaran pasiennya, sehingga praktisi akan mengalami kehilangan energi.

Energi Kehidupan

Energi Kehidupan adalah energi yang membedakan antara makhluk hidup dengan benda mati. Energi Kehidupan adalah energi yang membuat hidup ini berjalan. Ini sudah dipahami, dihargai, dan dimanfaatkan oleh banyak masyarakat selama ribuan tahun. Orang Cina menyebutnya “chi”, orang Jepang menyebutnya “ki”, para yogi di India menyebutnya “prana”, dan masyarakat Kahuna di Hawaii menyebutnya “mana”.

Realitas dari energi kehidupan telah banyak didokumentasikan oleh ribuan penelitian. Penyembuhan jarak jauh dan do’a yang dilakukan dalam laboratorium telah didapati menghasilkan dampak yang signifikan terhadap bakteri, ragi, dan berbagai organisme sel tunggal lainnya, dan juga telah didapati memiliki dampak terhadap DNA, enzim, dan bahan-bahan kimia.

Sentuhan Ajaib yang sebenarnya adalah Energi Kehidupan

Selama beberapa dekade para ilmuan menyadari bahwa bayi-bayi yang kurang mendapatkan sentuhan mengalami keterlambatan pada pertumbuhan mereka. Selain mengalami keterlamabatan pertumbuhan, bayi-bayi yang kurang mendapatkan sentuhan sering kali memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah dan lebih gampang menderita sakit. Bayi-bayi yang kurang mendapatkan sentuhan juga sering mengalami gangguan emosional dan perilaku yang kasar.

Pertanyaan pentingnya adalah: apa yang kita pahami dari sentuhan dan mengapa sentuhan begitu penting? Nilai dari sentuhan tidak semata terletak pada aspek fisik atau hanya sekedar gerakan mekanis saja, melainkan nilai sentuhan terletak pada energi kehidupan dan cinta yang ada dalam sentuhan itu.

Prinsip-prinsipSentuhan Tangan Reiki N-AQS

  • Cinta adalah sebuah getaran universal. Cinta adalah landasan dari semua penyembuhan dan merupakan energi inti dari energi kehidupan;
  • Kemampuan melakukan penyembuhan adalah kemampuan alami yang dimiliki semua orang;
  • Kemampuan penyembuhan adalah keterampilan yang bisa diajarkan dan akan menjadi semakin kuat seiring dengan makin banyaknya latihan yang dilakukan;
  • Energi mengalir sesuai dengan pikiran. Niat dan teknik meditasi akan menciptakan medan energi;
  • Resonansi dan penyelarasan membuat bidang yang akan disembuhkan mengalami perubahan frekuensi vibrasi;
  • Praktisi terapi energi hanya mempertahankan resonansi energinya agar tubuh pasien dapat menyembuhkan dirinya sendiri;
  • Energi kehidupan dan proses penyembuhan berjalan dengan mekansime yang sangat kompleks dan memiliki kebijkasanaan sendiri yang belum mampu kita pahami secara nalar;
  • Energi kehidupan akan mengalir sesuai dengan kecerdasan alami yang dimiliki tubuh untuk melakukan penyembuhan;
  • Praktisi terapi energi menerima penyembuhan secara langsung saat melakukan terapi energi;
  • Penyembuhan yang dilakukan bersama-sama akan menghasilkan energi jauh lebih besar;
  • Penyembuhan dapat dilakukan secara efektif dari jarak jauh;
  • Sentuhan Tangan Reiki N-AQS dapat dikombinasikan dengan berbagai teknik penyembuhan lainnya;
  • Kemampuan spiritualitas akan menambah dimensi kekuatan pengaliran energi kehidupan.

Penyembuhan dan Sumpit

Belajar penyembuhan adalah jauh lebih mudah daripada belajar membaca, serta sama alaminya seperti belajar memeluk orang-orang yang Anda cintai. Penyembuhan mungkin merupakan keterampilan yang paling mudah anda pelajari.

Bagi banyak orang, belajar untuk menyembuhkan dengan tangan adalah lebih cepat daripada belajar menggunakan sumpit.

Menjadi Seorang “Penyembuh”

Penyembuh sebenarnya adalah orang atau pasien yang menerima energi itu sendiri. Praktisi terapi energi hanya berperan sebagai katalis atau pemicu dari kesembuhan itu. Pasien menyembuhkan dirinya sendiri dengan cara mengakses medan energi yang memiliki vibrasi dengan frekuensi yang lebih tinggi. Beberapa hal yang perlu dipahami dalam proses penyembuhan ini adalah sebagai berikut:

  • Penyembuhan adalah nyata dan membawa dampak yang sungguh-sungguh terjadi;
  • Menjadi praktisi penyembuhan yang efektif adalah salah satu keterampilan yang paling mudah untuk dipelajari;
  • Melakukan penyembuhan akan membawa suka cita yang besar dan luar biasa;
  • Semua orang yang memiliki niat yang kuat dapat mempelajarinya;
  • Anda bisa belajar untuk menjadi praktisi penyembuhan yang luar biasa.

Awalnya dari Cinta Kasih

Penyembuhan pada dasarnya adalah cinta. Yang dilakukan praktisi terapi energi pada dasarnya adalah membuka medan energi berupa getaran atau vibrasi yang terbentuk dari getaran cinta. Untuk melakukan penyembuhan diperlukan terbentuknya niat dalam diri terlebih dahulu. Apabila anda telah memiliki rasa cinta dan niat yang mantap artinya anda telah memiliki modal dasar untuk menguasai dan melakukan penyembuhan Terapi Energi Sentuhan Tangan Reiki N-AQS..

Faktor-Faktor Resonansi

Faktor-faktor resonansi adalah hal-hal yang berpengaruh untuk meningkatkan kualitas resonansi energi, yaitu sebagai berikut:

  1. Niat, energi akan mengalir dan memberikan efek sesuai dengan niat anda;
  2. Kerahkan rasa cinta kasih dan rasa syukur, rasakan sensasi rasa cinta dan rasa syukur yang anda kerahkan meningkatkan frekuensi vibrasi anda;
  3. Miliki harapan yang positif, harus diingat bahwa tubuh memiliki kecerdasan alami sendiri-sendiri untuk menyembuhkan dirinya sendiri;
  4. Mintalah pertolongan, mintalah pertolongan pada Yang Maha Kuasa dan rasakan sensasi getarannya yang menjadi pertanda bahwa anda mendapat pertolongan;
  5. Bekerjalah dengan totalitas, berikanlah 100 % dari diri anda pada saat melakukan penyembuhan dan hasilnya akan jauh lebih baik;
  6. Lepaskan keterikatan pada hasil, sadari bahwa praktisi terapi energi hanyalah sebagai fasilitator kesembuhan dan yang paling penting adalah menjaga dan mempertahankan vibrasi setinggi dan sekuat mungkin;
  7. Kepercayaan, rasa percaya diri akan menjaga resonansi energi anda tetap tinggi.

Berikan waktu pada diri anda untuk menguasai tiap-tiap faktor resonansi sampai mantap dan perhatikan bagaimana penerapan dari tiap-tiap faktor mempengaruhi sensasi getaran ditangan anda.

Kedalaman, mukjizat, kekuatan, dan kecemerlangan dari cinta kasih
adalah jauh lebih besar daripada yang anda sadari,
jauh lebih megah daripada yang bisa anda bayangkan
Dan inti dari energi Reiki N-AQS
Adalah energi Cinta dari Ilahi
ENERGI MUROQOBAH
ENERGI MAHABBATULLAH
ENERGI NUURUN ‘ALA NUURIN

Meditasi dan Kuantum Energi

Jika 14 abad yang lalu umat Islam meyakini peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad, maka teori kuantum memberikan arahan yang berarti untuk menjelaskan fenomena aneh itu. Bahkan untuk fenomena telepati, sihir, pengobatan jarak jauh, dan teleportasi.

Meditasi Anand Krisna, misalnya, jika kita perhatikan tidak lain mengikuti konsep kuantum. Dengan melakukan penenangan batin serta diikuti ritme goyangan tubuh berirama, seseorang akan mengalami “kepuasan” tertentu. Teknik ini juga sering dilakukan pada penyembuhan alternatif dengan menggunakan energi prana, chi. Jika kita melihat sebentar pada pondok-pondok salaf, kita perhatikan para santri yang berzikir sambil goyang kepala. Juga dikisahkan, para waliullah dan kiai dapat terbang dengan kecepatan kilat.

Apa sesungguhnya yang sedang terjadi? Di manakah kuantum itu terjadi? Teori kuantum menjelaskan fenomena loncatan elektron (kuanta-kuanta energi) suatu partikel yang mengalami eksitasi, yang diakibatkan oleh pengaruh getaran, pemanasan, atau pemancaran. Efek fotolistrik dan Compton menjelaskan hal ini. Pada kasus logam yang dipanasi, ia dapat memancarkan elektron. Logam yang disinari, terjadi kuantum. Hal ini menyebabkan perubahan struktur atomik suatu partikel tertentu. Perubahan itu melibatkan pemindahan elektron yang sekaligus memancarkan energi foton. Pendek kata, fenomena di atas terjadi karena transfer energi elektromagnetik.

Richard Feyman, ilmuwan Amerika Serikat yang berhasil memenangkan Nobel Fisika atas temuannya, membuktikan bahwa suatu partikel masih dapat dipindahkan menembus batas dinding partikel tanpa mengalami kerusakan. Pada kesempatan yang lain, Dr Ivan Geiver (pemenang Nobel Fisika) dari Amerika juga semakin menguatkan khazanah ilmu kuantum ini.

Temuan Feyman dan Geiver ini memberikan pengertian kepada kita bahwa teleportasi-perpindahan fisik seseorang yang menembus ruang pembatas-adalah rasional. Begitu pula dengan Isra’ Mi’raj.

Jika seseorang sudah dapat melakukan suatu perlakuan khusus terhadap dirinya sampai batas energi ambang, maka orang tersebut memungkinkan mengalami derajat emanasi, eksitasi, atau kuantum. Sama persis dengan energi ambang yang dibutuhkan suatu logam untuk dapat melakukan kuantum.

Manifestasi dari kuantum ini adalah memungkinkan seseorang ini mengirimkan sinyal jarak jauh, sinyal yang berupa medan elektromagnetik. Jika dapat mengubah partikel diri seolah menjadi susunan-susunan elektron yang tereksitasi, maka terjadilah loncatan secepat cahaya. Maka, tukar informasi-telepati-terjadi. Lihat juga peristiwa kirim energi melalui televisi pada acara mingguan Dedy Corbuzier. Jika kejadian ini sampai melibatkan pemindahan fisik tubuhnya, maka orang ini mencapai derajat teleportasi.

Dari sudut pandang teori kuantum ini maka jelaslah bahwa tabir Isra’ Mi’raj, telepati, teleportasi; sudah mendapatkan penjelasan fisik. Artinya, sebagian besar orang yang tidak mengakui fenomena ini-karena alasan tidak ada bukti fisiknya-dewasa ini sudah terbantahkan. Hal yang dulu dianggap metafisika dan gaib, berdasarkan teori kuantum telah mendapatkan pembenaran fisik. Senada dengan teori kuantum, maka teknik goyang ritmis berirama pada ritual meditasi, zikir, serta pengobatan alternatif.

Teknik goyangan tubuh berirama pada dasarnya merupakan cara untuk memicu eksitasi eletron tubuh kita agar dapat memancarkan gelombang cahaya dengan frekuensi tertentu. Jika teknik goyangan ini cukup kuat dan kontinu sampai derajad energi ambang terlampui.

Dari sudut pandang ilmiah, maka kita semakin meyakini bahwa ilmu-ilmu fisik (fisika) dewasa ini sudah menyatu dengan dimensi gaib dan spiritualitas. Jika kita sempat membaca tulisan Frictof Capra pada bukunya Titik Balik Peradaban, terang sudah bahwasanya khazanah ilmu barat dan timur dewasa ini sudah dalam tahap penyatuan. Khazanah barat yang unggul dalam riset, eksperimentasi, dan rasionalitas; serta timur yang lebih dominan dalam aspek spiritualitas.

Oleh karena itu, era pasca-Einstein telah menjadi pembuka tabir penyatuan paradigma timur dan barat. Dan, kuantum adalah laksana jembatan antara peradaban timur dan barat. Kuantum yang secara empiris ditemukan pada abad 20, maka di dunia timur sudah mengakar cukup kuat sejak peradaban Cina Kuno dan India Kuno, 25 abad yang lalu. Dunia timur mengenal hukum paradoks lebih awal. Kita tahu, salah satu hukum dalam teori kuantum adalah hukum paradoks.

TEORI KUANTUM
Sebagai rumusan dasar dalam ilmu sains, rumusan Newton, F=m.a, memberikan pengaruh dan kegunaan yang cukup besar. Kehadiran rumusan hukum kekekalan energi dan momentum, misalnya, tidak lain dikembangkan dari rumus dasar Newton.Berdasarkan rumusan Newton pula maka berkembang ilmu optika klasik, mekanika, dan mesin-mesin. Buah dari karya besar Newton itu antara lain termanifestasi dalam peradaban mesin-mesin industri. Sir Issac Newton dapat diakui sebagai ilmuwan besar abad 17 hingga abad 20.

Akan tetapi, dengan berawal dari ketidakpuasan para ilmuwan terhadap rumusan Newton untuk menjelaskan dinamika elektron-struktur atomik-maka berkembanglah teori baru. Berawal dari tesis Albert Einstein melalui rumusan E= mc2, lebih lanjut menjadi arahan bagi para ilmuwan untuk dapat memodelkan dinamika elektron dengan lebih tepat. Dari rumusan Einstein, ternyata terbukti bahwa rumusan Newton pada dasarnya merupakan pendekatan dari rumusan E=mc2. Hal ini terjadi karena dinamika gerak partikel masif adalah << (baca: jauh lebih kecil dari) kecepatan cahaya, c. Dengan kata lain, rumusan F=m.a adalah pendekatan dari E=mc2. Namun, kehadiran rumusan Einstein tidak secara otomatis meniadakan hukum-hukum yang dikembangkan berdasarkan Newton.

Seiring dengan pembuktian Einstein dan kawan-kawan dalam bidang fisika ini, maka berkembanglah cabang ilmu Fisika Kuantum. Dari namanya kuantum diambil dari kuanta-energi yang dipancarkan oleh loncatan elektron. Lebih lanjut, Scrodinger berhasil memberikan rumusan peluang elektron untuk dapat melakukan terobosan pada suatu dinding penghalang. Lebih lanjut, kuantum ini dimodelkan melalui sumur-sumur kuantum. Pada sumur itu digambarkan elektron yang hendak menembus dinding sumur pembatas dengan probabilitas tertentu.

Energi Spektrum Cahaya dan Spiritualitas

Sebagai manusia yang hidup di dunia, kita menerima sinar utama kita dari matahari, yang memberikan kehangatan, pertumbuhan, kekuatan dan banyak lagi. Sinar yang ada sudah biasa kita pelajari, dapat dipisahkan menjadi berbagai macam cahaya.

Ternyata kita secara emosi akan menerima dan merespon cahaya yang ada. Dalam suatu penelitian, cahaya yang dibentuk mirip dngan sinar yang timbul akibat mendung di pagi hari atau cerahnya hari, ternyata mempengaruhi emosi kita. Kekurnagn sinar Matahari juga akan membuat mood kita jadi jelek, depresi, dan merasa kurang kuat.

Tujuh warna pelangi yang ada membantu kita memperkuat kekuatan spiritual kita. Tidak hanya mereka bergetar di permukaan bumi pada saat menjalar, tapi ketujuh warna ini menggetarkan semua bagian dari alam dengan energi yang tidak pernah berhenti. Getaran warna ini akan menciptakan kekuatan dengan fungsi dan tujuan masing-masing.

Kesatuan Warna Primer

Ketiga warna utama inilah yang merupakan unsur pembentu sinar putih. Merah, Kuning dan Biru. Ketika warna ini memiliki kontribusi terhadap kondisi perkembangan fisik, mental dan spiritual kita.

Sinar Biru (mendinginkan) dikaitkan dengan pusat spiritual di kepala kita, dan dikaitkan dengan pengetahuan mengenai nasib dan masa depan. arti sinar biru: TUJUAN

Sinar Kuning merangsang pertumbuhan mental dan otak. arti sinar kuning: KEBIJAKSANAAN

Sinar Merah (panas) memberikan kekuatan kepada fisik, dan diperkuat oleh napas. Arti sinar merah: AKTIVITAS.

Arti dari masing2 Sinar antara lain adalah:

Biru: SPIRITUALITAS
Warna benda yang jauh dari kita: lautan, angkasa, langit. Energi Warna biru akan membantu kita melihat lebih dari sekeliling kita, dan memperluas persepsi kita.
Biru adalah warna Nasib, yang membawa:
* Kedamaian dan Pengertian
* Memperbaiki komunikasi
* Menenangkan

Kuning: KEBIJAKSANAAN
Warna kuning biasanya diasosiasikan dengan matahari, sehingga warna ini akan membantu kita dalam kehidupan dan memperbaiki energi. Warna kuning memperkaya, meringankan dan mengaktifkan sistem2 dalam tubuh kita.
Kuning adalah warna matahari yang membawa:
* Kejelasan pikiran
* Keteraturan
* Perbaikan emosi
* Kemampuan dalam mengambil keputusan
* Mengurangi kebingunan.

Merah: VITALITAS
Warna merah adalah warna dengan panjang gelombang terjauh, dan paling mendekati sinar inframerah.
Merah akan memperbaiki kondisi fisik kita dan membawa:
* Energi
* Antusiasme
* Ketertarikan
* Rasa aman

Dari ketiga warna ini akan muncul harmonisasi yang menimbulkan warna-warna baru dalam tubuh anda. Dari ketiga warna utama ini lah akan ada beberapa warna sekunder berikutnya:

Oranye: ENERGI KREATIF
Oranye yang adalah gabungan antara merah dan kuning yang membawa kekuatan energi merah yang membara dan pengendalian dan kebijaksanaan kuning. Oranye, seperti halnya merah, adalah energi dinamis yang lenih terkendali dan lebih “terdidik”
Oranye akan membawa:
* Kreatifitas
* Keceriaan
* Kelepasan dari rasa bosan
* Keseimbangan

Hijau: KEHIDUPAN, KESEIMBANGAN, ALAM
Hijau adalah gabungan antara kuning (pikiran) dan biru (spirit). Dan terletak persis ditengah keseimbangan warna. Warna hijau ini memiliki banyak variasi, dan variasinyalah yang paling banyak bisa ditangkap olej mata manusia.
Hijau akan membawa:
* Harmoni
* Simpati
* Kesehatan
* Kekayaan
* Keseimbangan
* Pertumbuhan.

Indigo: TANPA BATAS
Indigo memperkuat energi biru. Pada level fisik, biru akan menenangkan, dan indigo akan membuat kita tertidur. Indigo akan memperdalam efek warna biru dan mengarahkan energi biru ke dalam.
Indigo akan membawa
* Keterbukaan terhadap kesadaran
* Kemajuan spiritual
* Pengendalian diri
* Kebijaksanaan
* Kesadaran
* Intuisi
* Kemampuan supranatural.

Violet: PENGUASAAN SPIRITUAL TERTINGGI.
Violet adalah sinar penguasaan spiritual. Sebagai gabungan antara biru dan merah, energi yang dibawa oleh sinar violet bersifat stabil dan kuat. Violet akan membawa:
* Kesengsaraan – jika violet yang ada berwarna sangat gelap.
* Pencapaian spiritual tingkat tinggi
* Warna violet yang pucat, yang membawa rasa cinta akan kemanusiaan
* Warna violet yang mendekat ke biru akan membawa idealisme.
* Membawa imajinasi dan inspirasi.
* Menggabungkan energi lain untuk tujuan penyembuhan

Tekhnik Grounding, Menyeimbangkan Energi Berlebih

Menanggapi adanya sdr kita yang mengamalkan suatu dzikir yang mengalami keluhan adanya hawa panas pada tubuh, pusing atau yang lainnya. Hal ini disebabkan adanya pengaksesan energi illahi berlebihan akibat suatu amalan dzikir. Pada dasarnya suatu amalan itu cocok bagi siapa saja, mengingat semua ilmu itu milik Allah. Menurut sesepuh yg berpengalaman, bahwa energi yg terserap hasil dzikir seharusnya terasa dingin bukan panas dan tidak menimbulkan keluhan.
Keluhan seperti itu terjadi karena persiapan wadag (tubuh eterik) kurang siap. Hal ini terjadi karena pe-dzikir tidak bisa memprediksi power (energi illahi) yang terserap hasil dzikir yang di lafalkan/amalkan. Juga adanya energi liar yang tidak dikehendaki ikut terserap. Sebenarnya rasa panas, pusing, gemetar atau yang lainya itu, akibat dari pembakaran energi negatif dalam tubuh eterik oleh energi ilahi secara besar-besaran dan terus menerus. Jika terjadi pembakaran yang berlebihan terus menerus bisa berakibat fatal. Bisa merusak syaraf-syaraf tubuh atau bahkan mampu membakar otak. Dalam tradisi pembangkitan KUNDALINI, kasus seperti ini dinamakan KUNDALINI SYNDROM. Tradisi TAO menyebut energi YIN dan YANG tidak seimbang. Terlalu banyak menyerap energi YANG sehingga terjadi keluhan seperti di atas.

Untuk mengatasi keluhan semacam ini biasanya para praktisi Yoga/Tao melakukan teknik GROUNDING untuk menyerap energi dingin/YIN dari Bumi. Adapun Grounding di sini saya akan menyajikan 3 variasi yang pertama teknik meditasi sedangkan yang kedua dan ketiga cara Islami.

Grounding Teknik Meditasi

1. Duduk di kursi/bersila
bagi yg duduk dikursi telapak kaki harus menyentuh lantai

2. Pejamkan mata

3. Punggung harus tegak lurus

5. Gulung lidah ke atas menyentuh langit2 mulut

Posis tangan.

  • a. Bagi yg duduk di kursi posisi tangan mengelantung kebawah lurus di samping tubuh, kedua telapak tangan menghadap ke bawah/bumi
  • b. Bagi yg duduk bersila posisi tangan sama dg (a) atau bisa ditempel di lantai

6. Hirup napas secara halus sebanyak 3 hitungan

7. Tahan napas kemudian Kerutkan otot lingkar anus-tahan beberapa saat-kendurkan. Lakukan sebanyak 3x/5x/7x/9x.

8. Visualisasi

  • a. Bagi yang duduk di kursi Visualisasikan bahwa anda bernapas melalui telapak kaki dan telapak tangan. Tarik napas perlahan, tahan sebentar, keluarkan.
  • b. Bagi yang duduk bersila. Visualisasikan bahwa anda bernapas melalui tulang ekor dan telapak tangan. Tarik napas perlahan, tahan sebentar, keluarkan.

9. No 8.a dan b lakukan sampai anda merasa energi dingin (bumi/yin) masuk melalui gerbang energi/cakra di atas.

10. Jika energi sudah terasa menjalar ketubuh melalui cakra-cakra tersebut anda sudah boleh bernapas biasa tapi tetap vokus pada energi yang terserap/masuk ketubuh.

11. Biarkan energi mengalir dengan sendirinya jangan diatur.

12. Setelah anda sudah merasa cukup anda bisa mengakhiri meditasi ini.

Cara kedua (cara Islami)

Baca Sholawat thibbil qulub/sholawat syifa sebanyak 11x
“Allohumma sholli ‘alaa sayyidina Muhammadin thibbil qulubi wa dhawaa ihaa wa ‘aafiyatil abdhaani wa syifa ihaa wa nuuril abshoori wa dhliyaa ihaa wa ‘alaa aa-lihi wa shokhbihii wa shalim

Sholawat ini berfungsi utk penyembuhan dan menetralisir amalan yang berhawa panas.

Cara Ketiga : 

Mandi suci, membersihkan aura lahir batin. serta menetralisir energi panas dan energi liar.

Sebaiknya dilakukan pada waktu antara jam 12 malam sampai subuh,

Tata cara mandi :
membasahi seluruh tubuh mulai dari kepala hingga kaki,
jumlah siraman 7 kali siraman (atau 21 kali, atau 41 kali).
Setiap akan menyiram baca niat,

NAWAITU GHUSLAL LITAUBATI JAMI’I DZUNUBI DZOHIRON WA BATHINAN SUNNATAL LILLAHI TA’ALA“.

Setelah itu baru boleh dilanjut seperti mandi biasa.

Evolusi Spiritual eps : INSAN KAMIL 2

Setiap agama mewajibkan umatnya untuk selalu menjalankan semua aturan main yang jelas, baku , dan bahkan cukup kaku yang tersusun pasti dalam apa yang disebut dengan “Kitab Suci” atau ayat-ayat qauliyah dari Tuhan. Pengakuan keimanan terhadap suatu agama menuntut sang pemilik iman untuk selalu menjadikan aturan main itu sebagai praktik hidupnya menuju Kehadirat-Nya.

Namun agama juga memberikan ruang yang lebih longgar ketika ia mengharap dari setiap umatnya untuk terus menggali dan mengeksplorasi alam semesta (makrokosmos) dan diri (mikrokosmos) yang merupakan ayat-ayat kauniyah dari Tuhan. Yang kedua ini tentunya bersifat lebih universal, karena semesta ini bukanlah monopoli satu keyakinan agama.

Para ilmuwan, terutama para fisikawan, percaya bahwa alam memiliki satuan fundamentalnya sebagai building block bagi struktur keseluruhan alam semesta. Mereka selalu menyebut satuan fundamental alam ini sebagai atom yang diyakini sebagai satuan terkecil yang tak dapat dibagi-bagi lagi. Dengan demikian, mereka menyakini bahwa komponen dunia paling dasar bersifat materi (fisik), berupa atom. Mereka sama sekali tak memberikan ruang bagi realitas-realitas spiritual (metafisik) untuk dipercaya keberadaanya, karena tidak dapat diobservasi secara indrawi.

Namun penelitian-penelitian di bidang fisika quantum telah menggugat pandangan materialistik tersebut. Dikatakan bahwa dalam setiap atom memiliki ruang yang luas dan kosong nonmateri yang terbentang antara inti atom dan orbitnya.

Jadi, ketika kita berbicara tentang keilmiahan metode N-AQS, maka itu berarti kita sedang berbicara dengan sudut pandang yang menyatakan bahwa ternyata semesta tidak hanya berdimensi tunggal, namun di balik dunia materi ini terbentang dunia nonmateri yang lebih luas. Dan, N-AQS akan lebih banyak bermain di ranah tersebut.

Kembali kepada pembahasan ayat-ayat Tuhan yang qauliyah dan yang kauniyah. Dengan pemetaan yang jelas terhadap kapling keduanya, maka dapat saya katakan bahwa secara subtansi (begitu pun dengan detail praktiknya) metode N-AQS tidak dapat dan memang tidak perlu dipertentangkan dengan agama. Sebagai metode pengembangan diri berbasis semesta, N-AQS tidak menyalahi aturan main agama mana pun. N-AQS juga bukan agama dan tidak terkait secara eksklusif dengan agama tertentu. Meskipun jika kita mau mencari basis teologisnya, maka kita dapat menemukan akarnya pada setiap agama, yang mana telah memberikan kita kesempatan untuk terus menggali dan mengungkap lebih jauh rahasia semesta dan diri kita sendiri dan mengembangkannya ke arah yang lebih positif agar kita dapat mengenal (makrifat) Tuhan dengan lebih baik. Siapa yang mengenal dirinya, dia akan mengenal Tuhanya.

Jelas sekali bahwa pengenalan diri secara sempurna dapat menjadi sarana untuk mengenal-Nya. Ini tentu terkait dengan hakikat manusia sempurna yang akan saya coba paparkan secara detail dari sudut pandang teologis mulai dari pembahasan struktur manusia, Insan Ilahi, dan Iblis sebagai musuh nyata. Selanjutnya, konsep-konsep yang saya sebut teologis tersebut akan saya bandingkan dengan konsep N-AQS sebagai wujud dari penggalian dan pengembangan diri dan ayat semesta.

Komposisi dan Struktur Manusia

“Sesungguhnya Allah menciptakan Adam menurut citra-Nya” (H.R. Bukhari dan Ahmad)

Struktur manusia adalah struktur berbagai alam dan bagian-bagiannya. Tentu saja hal ini tidak dalam bentuk penampakannya, tapi lebih pada unsur-unsur penyusunnya, interrelasinya, dan mekanisme hukum yang berlaku di dalamnya di mana alam yang dimaksud tidak hanya meliputi alam fisik indrawi tapi juga alam-alam atas (dimensi halus).

Dalam garis besarnya, struktur manusia terdiri dari tiga aspek: Ruh, Jiwa/Nafsu, dan Jasmani.

Jasmani manusia terbentuk dari berbagai komponen dan unsur yang sanggup ‘membawa’ dan mempertahankan ruh dan jiwanya, yang kemudian menjadi suatu tubuh berpostur yang memiliki wajah, dua tangan dan kaki, serta bisa beraktivitas. Unsur-unsur jasmani tersebut adalah unsur yang sama dengan unsur makrokosmos yaitu air, udara, api dan tanah. Hal ini terlihat dari proses penciptaan jasmani Nabi Adam as yang dilukiskan melalui tahapan ath-thiin (tanah liat kering) dan shalshal (lumpur hitam) di mana kedua jenis tanah liat tersebut merupakan hasil dari perubahan empat unsur tanah, air, udara dan api. (Q.S. Al-Hijr [15]: 28) Bagi anak-cucu Nabi Adam as, proses tersebut tidak transparan lagi karena jasmani mereka terbentuk dalam rahim ibu melalui tahapan-tahapan nuthfah (sperma), ‘alaqah (segumpal darah) dan mudhghah (segumpal daging). (Q.S. Al-Mu’minun [23]: 12-14) Meski begitu secara hakiki jasmani anak-cucu Adam tetap berasal dari empat unsur tersebut dan akan kembali ke bentuk unsur dasar itu.

Jika diperhatikan lebih jauh, mekanisme kehidupan yang melibatkan bagian-bagian tubuh, akan ditemukan persamaan dengan mekanisme serupa yang melibatkan bagian-bagian alam (makrokosmos) . Hanya saja untuk memetakan persamaan ini dengan lengkap dan rinci, andai pun kita diberi usia yang cukup panjang sampai berabad-abad, tidak akan tuntas untuk menguraikannya. Oleh karenanya, kita diminta untuk berusaha mencoba sendiri meneliti apa yang kita saksikan. Dengan begitu kita dapat menemukan sendiri persamaan makrokosmos dengan mikrokosmos diri kita.
Kemudian manusia juga memiliki Ruh yang merupakan jauhar atau subtansi, yaitu yang berdiri sendiri, tidak berada di tempat mana pun dan juga tidak bertempat pada apa pun. Ruh adalah alam sederhana yang tidak terformulasi dari berbagai unsur (materi) sehingga tidak mengalami kehancuran sebagaimana benda materi. Karena itu, kematian bagi manusia sesungguhnya hanyalah kematian tubuh di mana yang hancur dan terurai kembali ke asalnya adalah tubuh, sedangkan ruh tidak akan hilang dan tetap eksis.

Jadi, hakikat (jauhar) seorang manusia adalah ruhnya. Sesuatu itu disebut jauhar bila ia merupakan substansi dari bentuk-bentuk material. Tapi meski begitu, jauhar bukanlah bagian dari alam material, artinya jauhar itu tidak terdiri dari unsur-unsur materi.

Ruh sebagai jauhar/subtansi dan jasad sebagai jism/materi. Ruh yang memiliki kehendak dan pengetahuan, sedangkan jasad bisa menjadi alat bagi ruh untuk mewujudkan suatu kehendak di alam ciptaan/materi.

Tapi ketika ruh dilekatkan pada jasad, maka muncullah kekuatan-kekuatan diri seperti penglihatan, pendengaran, gerakan, pikiran dan sebagainya sejalan dengan proses pertumbuhan manusia. Kekuatan-kekuatan yang muncul kemudian inilah yang disebut dengan Jiwa, yang sering didefinisikan sebagai sifat dan aksiden yang mewujud seiring dengan bertemunya jauhar dan jism.

Pertemuan antara ruh dengan jasad ini sebenarnya adalah proses yang membutuhkan waktu di mana ruh yang melakukan eksplorasi terhadap jasad sehingga dari struktur alamiah jasad atau materi tersebut, ruh akan berusaha mencari suatu bakat ketika ia sanggup menguasainya. Proses alamiah yang bersifat material inilah yang menjadikan jiwa mamiliki dua sisi; positif dan negatif; yin dan yang. Satu sisi menuju alam ruh (alam tinggi, alamu’ a’la) dan sisi lain menuju alam bawah (rendah, alam materi) di mana dia diperintah agar memelihara dua sisi yang saling berseberangan ini. Dari sisi yang menuju alam tinggi ia mirip dengan malaikat bahkan bisa lebih tinggi dalam berbagai keutamaan dan kedekatan dengan Tuhannya. Sedangkan sisi yang menuju alam bawah membuatnya mampu berinteraksi dengan alam bawah yang terformulasi dari unsur materi (alam fisik). Penguasaan jiwa terhadap alam materi tersebut adalah melalui tubuh fisik (jism).

“Dan demi jiwa dan penyempurnaannya. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan (negatif) dan ketakqwaan (positif)-nya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy Syams [91]:7-10)

INSAN KAMIL, ABDULLAH, & KHALIFATULLAH

Sebagaimana kita tahu bahwa Tuhan pada level Dzat adalah Absolut (mutlak) dan tidak mungkin kita pahami. Karena Dia beyond dimensi ruang dan waktu serta alam semesta (inilah yang dalam hadis qudsi Tuhan berfirman: “Aku adalah Harta Karun terpendam, dan aku cinta untuk dikenal, maka Kuciptakan Alam semesta”). Tuhan sebagai Dzat sangatlah tinggi. Dia tidak bisa dilukiskan bagaimana dan seperti apa. Dia hanya bisa diketahui secara negatif, yakni Dia tidak sama dengan apa pun selain-Nya. Dia berbeda dengan apa pun yang kita bayangkan. Hal ini karena, menurut para sufi, pada level tersebut, Tuhan belum lagi menjadi entitas (ghair muta’ayyan). Pada level ini, Tuhan bahkan belum bersifat personal dan belum punya kaitan apa pun dengan alam (bandingkan dengan konsep Impersonal God dalam Budha!).

Namun, pada level sifat atau tahap ta’ayun (proses menjadi entitas), Tuhan tidak lagi sebagai Dzat yang tidak dapat didekati, tetapi sudah bersifat personal dan bisa dikenal secara lebih positif. Konsep Tuhan pada tahapan inilah yang pada umumnya kita kenal, yaitu Tuhan yang memiliki identitas atau sifat-sifat tertentu.

Menurut para sufi, sifat-sifat Tuhan ini punya kaitan yang tak terpisahkan dengan alam, terutama manusia. Karena menurut mereka, sifat-sifat itu tidak lain daripada prototipe atau arketipe dari apa pun yang ada di alam semesta. Dia laksana bentuk terhadap materi atau jiwa, yaitu inti dari keseluruhan manusia. Apa pun yang ada di alam semesta ini adalah manifestasi (tajalliyat) dari sifat-sifat Tuhan tersebut. Inilah makanya alam semesta disebut sebagai cermin, yang dengannya Tuhan melihat gambar diri-Nya.

Setiap tingkat eksistensi makhluk mencerminkan sifat-sifat tertentu Tuhan. Semakin tinggi tingkat suatu wujud semakin banyak sifat-sifat Tuhan yang dipantulkannya. Dan, semua ini berpuncak pada diri manusia yang diciptakan dalam sebaik-baik bentuk (ahsan at-taqwim) atau diciptakan dalam bentuk atau citra-Nya (ala shuratihi).

Seperti telah saya singgung sebelumnya, manusia disebut “mikrokosmos” karena pada diri manusia terkandung seluruh unsur kosmik, dari mulai tingkat mineral sampai tingkat manusia. Bahkan manusia juga mempunyai unsur spiritual, nonmateri. Apabila masing-masing tingkat wujud tersebut memantulkan sifat-sifat tertentu dari Tuhan, alam semesta secara keseluruhan merupakan cermin Tuhan, maka manusia yang memiliki unsur alam semesta berpotensi untuk memantulkan seluruh sifat-sifat ilahi.

Jadi, secara potensial manusia dapat mencerminkan sifat-sifat Tuhan, dan pencerminan itu bisa menjadi aktual saat manusia berhasil mengoptimalkan seluruh potensi kemanusiaannya. Manusia akan mampu memantulkan semua sifat-sifat Tuhan ketika ia telah mencapai tingkat kesempurnaannya, yakni ketika ia mencapai derajat “paripurna” atau insan kamil. Karena kemampuannya memantulkan sifat-sifat keilahian, ia disebut dengan KHALIFATULLAH. Dan ini sama sekali tidak berarti bahwa kita menaikkan derajat manusia menjadi Tuhan. Karena Tuhan tetap Tuhan dan Manusia tetap hamba-Nya yang harus menjalankan tugasnya sebagai wakil Tuhan di dunia.

Bagaimanakah proses kesempurnaan itu terjadi dalam diri manusia? Berikut saya akan coba memetakan prosesnya sesuai ajaran tasawuf yang saya tahu.

Dalam dunia tasawuf, dikenal konsep Nur Muhammad atau Hakikat Muhammad (dalam setiap agama mungkin mempunyai istilah yang berbeda). Ia adalah ciptaan awal (yang pertama kali diciptakan oleh Allah). Kemudian dari percikan Nur inilah ruh (jauhar/subtansi) manusia berasal.

Ruh insani yang merupakan subtansi dari diri manusia ini berbeda dengan Ruhul Qudus. Dalam diri manusia yang telah disempurnakan Allah sebagai manusia paripurna (insan kamil) terdapat percikan  Nurun ‘Ala Nuurin ‘Cahaya yang berlapis-lapis,’ inilah yang disebut dengan Ruhul Qudus. Ruhul Qudus juga bukan malaikat Jibril as, seperti pendapat beberapa ahli tafsir selama ini. Jibril disebut sebagai Ruhul Amin, bukan Ruhul Qudus. Sementara Ruhul Qudus inilah yang dalam Al-Qur’an disifati sebagai Ruh min Amr Rabbi, atau Ruh dari Amr Allah (Amr = urusan, tanggung jawab, perintah). Dalam agama Kristen disebut Roh Kudus.

Ketika Allah berkehendak untuk memperlengkapi diri seorang manusia dengan Ruhul Qudus, maka inilah yang menyebabkan manusia dikatakan lebih mulia dari makhluk mana pun juga. “Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh-Ku; maka hendaklah kamu (malaikat) tersungkur dengan sujud kepadanya.” (Q.S. Shad 38:72)

Para Nabi, sebagai orang pilihan, melewati proses pemurnian ini dengan sangat mudah karena bimbingan dan kehendak-Nya. Karena mereka memiliki misi khusus (risalah) dari Tuhan.

Sedang bagi manusia biasa yang tercipta melalui proses alamiah atas kehendak-Nya, juga diberikan perangkat untuk memperoleh anugerah menjadi KHALIFATULLAH. Ruhul Qudus ini baru akan hadir bila ruh insan dan jiwa telah sempurna berproses. Dalam Islam, kesempurnaan proses ini ditandai dengan terwujudnya Jiwa Hening (nafs al-muthmainnah) di mana ia telah ridha akan semua kehendak Allah dan Allah pun ridha denganya.

“Hai jiwa yang tenang/hening . Kembalilah kepada Rabb-mu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba- Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (QS. Al Fajr [89]:27-30)

Saat manusia mencapai keridhaan inilah semua hijab antara dia dan Tuhan tersibak yang dengan mana ia bisa mengakses Kuasa Tuhan secara sempurna tahap demi tahap hingga pada tahapan di mana Tuhan ridha kepada manusia. Dan Tuhanpun menjadi kasih dan sayang kepadanya.

Fadzkuruni adzkurkum..” (Ingatlah aku, Aku akan mengingatmu, Qs. Al-Baqarah [2]:152). Itulah Dzikir Tuhan kepada hamba.

Tidak henti-hentinya hamba-hamba-Ku mendekatkan diri kepada–Ku dengan melakukan ibadah-ibadah nawafil, hingga Aku mencintainya. Kalau Aku telah mencintainya, Aku akan menjadi telinganya yang dengannya ia mendengar; Aku akan menjadi matanya yang dengannya ia melihat; Aku akan menjadi tangannya yang dengannya ia memegang; Aku akan menjadi kakinya yang dengannya ia berjalan. Jika ia bermohon kepada-Ku, Aku akan mengabulkan permohonannya. Jika ia berlindung kepada-Ku, Aku akan melindungi dirinya” (HR. Bukhari).

Jadi, kurang tepat jika kita mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia di alam semesta secara mutlak. Karena manusia baru menjadi makhluk yang paling mulia jika telah berproses  menyempurnakan jiwanya. Jika belum diproses maka kedudukan manusia bisa lebih rendah dari hewan ternak (lihat Q.S. Al-Furqon [25]: 44).

Pencapaian spiritual manusia hingga mencapai derajat Kesucian Ruhani (Ruhul Qudus) yang secara awam dikatakan sebagai ‘manunggaling kawulo gusti’, atau ‘penyatuan hamba dan Tuhannya’ yang sering dilabelkan pada kaum sufi di seluruh dunia. Hakikat sebenarnya tidaklah demikian, Padahal yang terjadi sebenarnya, adalah (tajalliyat) dari sifat-sifat Tuhan pada derajat tertinggi dari kesucian makhluk sehingga sifat-sifat Tuhan tercermin dengan sempurna. Manusia dipenuhi dengan sifat-sifat yang terpuji (al-haqiqah al-Muhammad). Manusia yang sudah mencapai tingkatan ‘abdihi, hamba-Nya (ABDULLAH). Atau dalam istilah Quraish Shihab sebagai INSAN KAMIL.

Manunggaling kawulo gusti dalam artian penyatuan dzat hamba dengan Dzat Tuhannya, adalah sesuatu yang mustahil. Karena sebagai Dzat, Allah dan makhluk mustahil menyatu. Manusia dengan derajat kesempurnaannya ia tetap merupakan makhluk. Yang terjadi adalah manifestasi (tajalli) sifat-sifat Tuhan pada diri manusia.

Abdul Karim al-Jili dalam kitabnya al-Insan al-Kamil fi Ma’rifati al-Awakhir wa al-Awa’il mengatakan, apabila sifat Allah ber-tajalli pada diri hamba, maka hamba tersebut berenang dalam orbit (falak) sifat tersebut. Kalau sifat ilmu tuhan yang bertajalli pada diri hamba, maka ia akan dapat mengetahui objek-objek ilmunya itu secara komprehensif dari awal sampai akhir. Ia mengetahui sesuatu dari sudut kualitasnya, bagaimana keberadaanya, bagaimana akan jadinya. Mengetahui apa yang belum ada dan apa yang tidak akan ada sejauh belum ada… Jika yang bermanifestasi dalah sifat Tuhan “Al-Razaq”, Maha Pemberi Rezeki, maka pada diri manusia tercermin kuasa yang dapat “mempengaruhi” rezeki di dunia ini. Begitu seterusnya.

Jadi, KHALIFATULLAH dipercaya sebagai wakil Allah di alam semesta (khalifatullah fi al-ardh), selain sebagai segel alam semesta juga sebagai pintu bagi alam semesta untuk melihat Sang Pencipta, mengenal-Nya; kehadiran Keindahan dan Kekuasaan Ilahi yang membayang dalam diri Insan Ilahi merupakan jembatan rahmat (penolong) bagi alam semesta untuk berjalan mengenal-Nya, Insan Ilahi adalah tangan Kepemurahan- Nya (shurratur-Rahmaan) yang membawa seluruh alam semesta menjadi peningkat derajatnya. Inilah amanah yang diembankan kepada insan Ilahi yang dipercaya sebagai ruh dan cahaya kehidupan bagi seluruh alam semesta.

Iblis Sebagai Musuh Nyata

Sujudnya Malaikat kepada Adam, karena dalam diri manusia yang telah disempurnakan- Nya (insan kamil) terdapat apa yang disebut ‘Ruh-Ku’ dalam Q.S. Shad [38]:72 tadi. Malaikat bukan sujud kepada sifat jasadiyahnya Adam. Malaikat akan sujud kepada siapa pun yang dalam dirinya ada pantulan ‘citra’ Allah (yang jelas, fokus, dan tidak blur), yaitu dengan kehadiran Ruh-Nya (Ruhul Qudus) dalam jiwa seseorang.

Sementara Iblis tidak mampu melihat ke dalam inti jiwa manusia tempat Ruhul Qudus disematkan Allah, maka ia melihat Adam tidak lebih dalam dari sekadar tanah yang digunakan sebagai bahan jasadnya, sehingga ia enggan bersujud.

Siapakah Iblis? Ia berasal dari bangsa jin yang telah mencapai tingkat kultivasi tinggi dan tinggal di surga. Ia bahkan dapat berkomunikasi langsung Allah. Namun karena kesombongan dan iri hatinya (Q.S. Shad [38]:76), ia jatuh pada level yang dikutuk Tuhan hingga hari pembalasan.

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam’, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya.” (Q.S. Jin [72]: 50)

Lalu Allah berkata kepadanya,'” Keluarlah dari surga! kamu itu makhluk yang terkutuk. Kutukan-Ku atasmu berlaku sampai hari pembalasan.” (Q.S. Shad [38]:77-78)

Lalu Iblis mengajukan permintaan kepada Allah agar dapat menggoda manusia sampai akhir zaman. Iblis pun diberi kesempatan untuk hidup sampai batas waktu yang telah ditentukan Allah. (lihat Q.S. Shad [38]: 79-81)

Iblis berkata: Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba- Mu yang mukhlashin (yang termurnikan) .” (Q.S. Shaad [38]: 82-83)

Dalam ayat lain diceritakan bahwa Iblis berkata, “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menghiasi (perbuatan) mereka di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semua. Kecuali hamba-hamba- Mu yang Mukhlash (termurnikan) di antara mereka. Allah Berfirman, “Ini adalah jalan yang lurus, ‘kewajiban’ Aku-lah (menjaganya) . Sesungguhnya hamba-hamba- Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikuti kamu, yaitu orang-orang yang sesat. (Q.S. Al-Hijr [15]: 39-42)

Dari kisah pembangkangan Iblis di atas, kita tahu bahwa ia dan anak-cucunya telah diizinkan Tuhan untuk melakukan apa pun untuk dapat menyesatkan anak-cucu Adam. Dalam salah satu ayat di atas bahkan Iblis mengatakan bahwa ia akan menghiasi amal perbuatan manusia. Banyak orang yang secara lahiriahnya rajin melakukan ibadah dan amal shaleh, namun keterikatan hatinya telah memberikan peluang bagi Iblis dan anak-cucunya untuk masuk dalam relung hati dan jiwanya dan dalam jangka panjang kesadarannya akan dikuasai dan dikontrol oleh Iblis tersebut. Inilah yang dalam bahasa Al-Qur’an disebut waswas.

Seperti pengakuan Iblis sendiri, bahwa ia tidak akan mampu mengganggu hamba-hamba Allah yang mukhlashin. Kata mukhlashin bentuk jamak dari mukhlash yang merupakan bentuk pasif (maf’ul) dari khalasha. Jika kita buka kembali kamus bahasa Arab, kita akan temukan arti khalasha adalah murni. Mukhlashin berarti orang-orang yang telah termurnikan. Kata mukhlashin juga dapat diartikan orang-orang terpilih.

Jadi, mukhlashin adalah orang-orang yang telah mencapai pemurnian di mana di dalam diri mereka terdapat percikan Nur-Nya. Karena itu, Ikhlas (dengan I besar) adalah kondisi (maqam) diri yang murni dari semua hal yang negatif, baik emosi negatif, dosa (karma negatif) maupun pengaruh Iblis (mungkin ini arti firman Allah di atas: “…kecuali orang-orang yang mengikuti kamu, yaitu orang-orang yang sesat.”). Konsep Ikhlas seperti ini berbeda dengan ikhlas (dengan i kecil) yaitu usaha seorang hamba secara sungguh-sungguh untuk menghilangkan apa pun yang mengikat hatinya, kecuali ridha-Nya. Ketika seorang hamba selalu berusaha untuk ikhlas dan Allah meridha-Nya, maka Allah sendiri yang akan memurnikanya (mukhlashin) dengan penganugrahan percikan Nur-Nya.

Intinya, manusia harus terus waspada agar tidak terkena godaan Iblis. Karena Iblis adalah musuh yang nyata bagi kita. Ia sudah berjanji untuk selalu berusaha sekuat tenaga menyesatkan anak-cucu Adam, agar mereka tidak pernah dapat mencapai “kemurniaan” (kesempurnaan) dan menjadi Manusia Ilahi. Karena di saat manusia mencapai kesempurnaan ini, Iblis tidak lagi mempunyai daya kuasa untuk menggodanya.

Manusia tidak diperbolehkan mempercayai Iblis dan keturunannya, apalagi menjadikan mereka sebagai sekutu. “Patutkah kamu mengambil dia (Iblis) dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu?” (Q.S. Al-Kahfi [18]: 50)

Pintu masuk yang paling mudah diterobos iblis ialah keterikatan hati dan jiwa-jiwa negatif yang dominan. Karena itu, ikhlas (tidak ada keterikatan hati) adalah sangat penting dan merupakan syarat utama semua amal ibadah diterima oleh Allah.

Sistem Evolusi Spiritual Ilmiah

Fisika Newtonian (para pengikut Newton ) dan kaum positivis lainya menyatakan bahwa bagian terkecil yang menyusun alam alam semesta ini adalah atom, dan atom lebih dipandang sebagai partikel yang solid ketimbang gelombang ataupun superstring. Dengan demikian, orang menyakini bahwa komponen dunia paling dasar bersifat materi (fisik), berupa atom yang tak dapat dibagi-bagi lagi. Bagi mereka, tak ada tempat bagi realitas-realitas spiritual (metafisik) untuk dipercaya keberadaanya karena tidak dapat diobservasi secara indrawi.

Akan tetapi pandangan alam semesta seperti itu kini telah ditinggalkan oleh ahli-ahli fisika modern. Pandangan bahwa atom adalah partikel telah ditentang dan teori baru bermunculan, seperti “teori gelombang” atau superstring oleh Stephen Hawking. Kepercayaan yang menyatakan atom sebagai elemen terkecil yang tak dapat dibagi-bagi lagi sudah lama ditinggalkan, dan fisikawan baru membagi dunia atom ke dalam lima level, yaitu molekul, atom, inti (nucleus), hadron, dan quark. Atom sendiri terdiri dari nucleus (inti) dan orbit. Dalam inti terdapat dua jenis hadron, yaitu neutron dan proton yang keduanya itu terdiri dari quark-quark. Sedangkan pada orbit adalah elektron.

Yang terpenting dari teori ini adalah adanya ruang lebar yang merentang antara inti atom (nucleus) dan orbitnya (elektron). Dikatakan bahwa dalam potongan kuku kita terdapat jutaan atom, dan setiap atom memiliki ruang yang luas dan kosong yang terbentang antara inti atom dan orbitnya. Menurut Brian Haines dalam bukunya God’s Wishper and Creation’s Thunder, jika kita dapat memperbesar inti atom hingga terlihat sebesar kelereng, maka letak elektronya di orbit adalah sejauh 300 meter lebih. Itu artinya ada ruang kosong nonmateri yang merentang luas antara inti dan orbit atom. Jadi, bagian terbesar atom adalah nonmateri, ketimbang materi seperti klaim Newtonian.

Yang lebih menarik, seperti disebutkan Haines, bahwa seandainya kita bisa memadatkan seluruh atom yang ada di tubuh kita, dengan (misalnya) menarik elektron ke dalam inti atom, kita akan tereduksi menjadi hanya seukuran ujung pensil yang sangat lancip. Jika bumi kita dipadatkan seperti di atas, ia akan tereduksi menjadi seukuran kelereng.

Realitas quantum ini bagi saya merupakan kritik yang sangat signifikan bagi pandangan positivisme yang menganggap alam semesta ini tak lebih hanya materi, sehingga mereka kehilangan pijakannya. Mereka keliru dengan menganggap dunia yang luas ini hanya berdimensi tunggal dan itu materi. Kenyataannya adalah bahwa bagian terbesar dari semesta ini adalah nonmateri.

Nah, jika konsep ilmiah ala quantum ini diterima, maka kita akan dapat menerima keilmiahan metode N-AQS. Dalam metode N-AQS proses pencapaian kesempurnaan manusia dilalui secara alami dalam dunia quantum (nonmateri). Dengan energi yang sangat tinggi dan halus hingga mencapai triliunan level di bawah quark, evolusi spiritual manusia dapat dilakukan dengan sangat singkat.

Dalam konsep N-AQS, secara garis besar tubuh manusia juga terdiri dari tubuh fisik (jasmani), tubuh ruh (jauhar/subtansi), dan tubuh jiwa. Dengan energi yang spesifik, ketiga tubuh tersebut dimurnikan dari semua yang mengotorinya seperti, pengaruh kuasa gelap (iblis), karma negatif, dan emosi negatif. Pemurniaan ini disebut dengan kultivasi atau evolusi spiritual.

Kultivasi ruh dalam tradisi Timur dilakukan dengan melatih kundalini. Dengan energi N-AQS yang sangat spesifik, tidak memerlukan untuk mengolah kundalini. Ketika Energi Nurun ‘Ala Nuurin telah mengkultivasi cakra mahkota, maka tabir atau hijab yang selama ini menghalangi diri kita dengan cahaya atau kuasa ilahi akan terbuka. Dengan terbukanya tabir tersebut, kita akan dapat mengakses kuasa ilahi untuk membantu memurnikan ruh kita (beberapa aliran reiki dengan salah kaprah menyakini bahwa energi atau kuasa ilahi ini dapat diakses hanya dengan membuka cakra mahkota. Karenanya, mereka dengan sangat mudah mengidentikkan energi reiki dengan energi ilahi, padahal hakikatnya tidak demikian). Saat ruh telah disempurnakan, saat itulah terjadi evolusi spiritual, di mana ruh kita mencapai tingkatan ruh suci.

TINGKATAN RUH

Alam Rûh (Nafs)
Lâhût Rûh al-Quds Sirr
Jabarût Rûh as-Sulthany Fu’ad
Malakût Rûh ar-Rûhâny Qalbu
Mulki Rûh al-Jismâny Rûh

Kultivasi berikutnya adalah jiwa. Sama dengan konsep jiwa dalam tradisi tasawuf dan teologi yang telah saya singgung di atas, N-AQS juga menyebut jiwa sebagai padanan karakter atau sifat . Manusia mempunyai jiwa atau sifat yang sangat banyak, ada yang positif dan ada yang negatif. Dengan mengembangkan jiwa positif (akhlaq terpuji) berarti kita sedang menyiapkan diri untuk menerima tajalli atau manifestasi dari sifat-sifat Tuhan. Sebaliknya, dengan kita membiarkan jiwa negatif (akhlaq tercela) berkembang (dengan mengikuti nafsu dan ego), maka sama artinya kita membuka pintu untuk masuknya iblis ke dalam diri kita. Sekali ia masuk dalam diri, ia akan terus berusaha menguasai kesadaran kita dan akan menyesatkan kita.

Dalam agama (terutama agama samawi), pemurnian jiwa dilakukan dengan ketundukan total terhadap ajaran Tuhan yang dibawa oleh utusan-Nya. Dengan ketundukan ini, otomatis jiwa negatif pun mengalami pembatasan atau pengekangan pertumbuhannya, sementara jiwa positif terus berkembang seiring dengan keheningan (muthmainnah) dan keikhlasan (terbebas dari keterikatan) hati. Berbanding terbalik dengan perkembangan jiwa-jiwa positif, dengan ketaatan kepada Tuhan, jiwa-jiwa negatif justru semakin melemah dan mengecil.

Dalam N-AQS, dengan energi bervibrasi tinggi dan suci (Nuurun ‘Ala Nuurin) dan spesifik, kultivasi jiwa-jiwa positif dapat dengan mudah dilakukan. Sementara jiwa negatif akan terus melemah atau mengecil seiring dengan level kemurnian jiwa positif .

Tujuh tingkat Jiwa/nafsu menurut ahli tasawuf

  1. Nafsul Amarah
  2. Nafsul Lawwamah
  3. Nafsul Mulhammah
  4. Nafsul Muthmainnah
  5. Nafsul Radhiah
  6. Nafsul Mardhiyah
  7. Nafsul Kamilah

Di N-AQS, proses pencapaian awal INSAN KAMIL didapat dengan proses inisiasi atau attunement yang dilakukan oleh Master yang mempunyai kemampuan untuk itu. Dengan inisiasi tersebut, praktisi tidak hanya mampu mengakses energi N-AQS—yang kelembutan dan ketinggiannya berada triliunan kali lipat di bawah quark—, tetapi ia juga telah mengalami evolusi spiritual pada tubuh ruh dan tubuh jiwanya. Dengan kemampuan tersebut beserta tubuh-tubuh suci dari ruh maupun jiwa, seorang praktisi diharapkan untuk terus melakukan pemurnian dirinya secara terus-menerus dari pengaruh kuasa gelap (iblis), karma negatif, dan emosi-emosi negatif.

Seiring dengan semakin murni diri kita, percikan Nur-Nya pun akan semakin sempurna menyatu dalam diri kita.

Inilah teknologi spiritual yang dapat menjelaskan mekanisme kehidupan yang melibatkan bagian-bagian tubuh (fisik maupun nonfisik) dan alam semesta, di mana ditemukan mekanisme serupa yang melibatkan bagian-bagian alam (makrokosmos) . Hanya saja untuk memetakan persamaan ini dengan lengkap dan rinci dalam satu buku maupun kitab adalah sesuatu yang tidak mungkin. Oleh karenanya, kita diminta untuk berusaha mencoba, meneliti dan mengalaminya sendiri. Dengan N-AQS, kita dapat menemukan sendiri persamaan makrokosmos dengan mikrokosmos diri kita dan menemukan jati diri kita.

Kesimpulan saya, N-AQS tidak bertentangan dan memang tidak perlu dipertentangkan dengan ajaran agama mana pun. Sebagai metode ilmiah dengan penekanan pada penggalian hakikat semesta dan diri, N-AQS merupakan sistem spiritual yang universal yang dapat dipelajari dan dipraktikkan oleh siapa pun dengan latar belakang kepercayaan dan agama apa pun. Dengan belajar N-AQS seorang praktisi tidak dituntut untuk menanggalkan agama yang telah ia anut. Dengan pemahaman mendalam dan praktik yang tepat terhadap metode N-AQS, justru akan dapat menambah keimanan dan kualitas kedekatan kita dengan Sang Khaliq.

N-AQS adalah berkah bagi para pencari. Inilah metode revolusioner dalam dunia spiritual yang tidak hanya dapat diverifikasi secara ilmiah, namun juga telah terbukti dapat membantu dalam menyeimbangkan hidup praktisinya. Selamat datang di dunia penuh keajaiban. Semoga Allah senantiasa membimbing dan meridhai jalan kita menuju-Nya. Amin.

Evolusi Spiritual eps : INSAN KAMIL

November 22, 2010 1 komentar
¤ INSAN KAMIL ¤

Diturunkannya Nabi Adam ke dunia bukanlah sebuah hukuman. Namun itu yg memang harus terjadi. Agar manusia dapat melakukan proses evolusi selanjutnya menjadi manusia sempurna Insan Kamil.

INSAN KAMIL Artinya adalah manusia sempurna, berasal dari kata al-insan yang berarti manusia dan al-kamil yang berarti sempurna. Konsepsi filosofid ini pertama kali muncul dari gagasan tokoh sufi Ibnu Arabi. Oleh Abdul Karim bin Ibrahim al-Jili (1365-1428), pengikutnya, gagasan ini dikembangkan menjadi bagian dari renungan mistis yang bercorak tasawuf filosofis.


Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al Ahzab ayat 21, yang artinya:

Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat, dan dia banyak menyebut Allah”.

Nabi Muhammad SAW adalah sebuah contoh manusia ideal. Jati diri Muhammad (al-haqiqah al-Muhammad) yang demikian tidak semata-mata dipahami dalam pengertian Muhammad SAW sebagai utusan Tuhan, tetapi juga sebagai nur (cahaya) Ilahi yang menjadi pangkal dan poros kehidupan di jagad raya ini. Nur Ilahi kemudian dikenal sebagai Nur Muhammad. Nuurun alaa Nuurin Yahdillahu li Nuurihi mayya syau ~Nur Illahi beriring dengan Nur Muhammad.

Nur Muhammad adalah pancaran Nur Allah yang diberikan kepada Para Nabi mulai dari Nabi Adam as sampai dengan Nabi Muhammad SAW, dititipkan dalam dada para Nabi dan Rasul sebagai conductor yang menyalurkan energi Ketuhanan Yang Maha Dasyat dan Maha Hebat. Dengan penyaluran yang sempurna itu pula yang membuat nabi Musa bisa membelah laut, Nabi Isa menghidupkan orang mati dan Para nabi menunjukkan mukjizatnya serta para wali menunjukkan kekeramatannya. Karena Nur Muhammad itu pula yang menyebabkan wajah Nabi Muhammad SAW tidak bisa diserupai oleh syetan.

Nurun ‘Ala Nuurin adalah ikatan spiritual yang sambung menyambung, rantai berantai sampai dengan rohani Rasulullah, karena pancaran yang terus menerus dan yang selalu disalurkan dari Nuurun alaa Nuurin Yahdillahu li Nuurihi mayya syau ~ “ Nur Illahi beriring dengan Nur Muhammad, yang diberikanNya pada orang-orang yang dikehendakiNya”

Setelah Rasulullah SAW wafat apakah Nur Muhammad itu ikut hilang?

Tidak! Nur tersebut diteruskan kepada Saidina Abu Bakar Siddiq ra sebagai sahabat Beliau yang utama sebagaimana sabda Nabi:

“ Tidak melebih Abu Bakar dari kamu sekalian dengan karena banyak shalat dan banyak puasa, tetapi (melebihi ia akan kamu) karena ada sesuatu (rahasia) yang tersimpan pada dadanya”

Pada kesempatan yang lain Rasulullah bersabda pula :

“Tidak ada sesuatupun yang dicurahkan Allah ke dadaku, melainkan seluruhnya kutumpahkan pula ke dada Abu Bakar Siddiq”.

Nur Muhammad akan terus berlanjut hingga akhir zaman, dan Nur itu pula yang terdapat dalam diri seorang Mursyid yang Kamil Mukamil yang wajahnya juga tidak bisa diserupai oleh syetan. Memandang wajah Mursyid hakikatnya adalah memandang Nur Muhammad dan sudah pasti memandang Nur Allah SWT.

Nabi SAW bersabda :

La yadhulunara muslimun ra-ani wal man ra-a man ra-ani wala man ra-a man ra-ani ai walau bisab’ina wasithah, fainnahum khulafa-li fi tablighi wal irsyadi, inistaqamu ala syarii’ati.

“Tidak akan masuk neraka seorang muslim yang melihat aku dan tidak juga (akan masuk neraka) yang melihat orang yang telah melihat aku, dan tidak juga (akan masuk neraka) orang yang melihat orang yang telah melihat aku, sekalipun dengan 70 wasithah (lapisan/antara). Sesungguhnya mereka itu adalah para khalifahku dalam menyampaikan (islam/sunahku) mengasuh dan mendidik (orang ramai), sekiranya mereka itu tetap istiqamah didalam syari’atku” (H.R. Al – Khatib bin Abd.Rahman bin Uqbah).

Makna melihat dalam hadist di atas bukan dalam pengertian melihat secara umum, karena kalau kita maknai melihat itu dengan penglihatan biasa maka Abu Jahal dan musuh-musuh nabi juga melihat beliau akan tetapi tetap masuk Neraka. Melihat yang dimaksud adalah melihat Beliau sebagai sosok nabi yang menyalurkan Nur Allah kepada ummatnya, melihat dalam bentuk rabithah menggabungkan rohani kita dengan rohani beliau.

Darimana kita tahu seseorang itu pernah melihat Nabi dan bersambung sampai kepada Beliau? Kalau melihat dalam pengertian memandang secara awam maka para ahlul bait adalah orang-orang yang sudah pasti punya hubungan melihat karena mereka adalah keturunan Nabi.

Akan tetapi karena pengertian melihat itu lebih kepada rabitah atau hubungan berguru, maka yang paling di jamin punya hubungan melihat adalah Para Ahli Silsilah Thariqat yang saling sambung menyambung sampai kepada Rasulullah SAW.

Syukurlah bagi orang-orang yang telah menemukan seorang Guru Mursyid yang silsilahnya bersambung kepada Rasulullah SAW, yang selalu memberikan pencerahan dengan menyalurkan Nur Muhammad sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin, bermohon atas namanya niscaya Allah SWT akan mengabulkan do’a dan dari Mursyid lah Firman Nafsani dari Allah terus berlajut dan tersampaikan kepada hamba-Nya yang telah mendapat petunjuk.

Barulah kita tahu kenapa memandang wajah Mursyid itu bisa mengubah akhlak manusia yang paling bejat sekalipun, karena dalam wajah Mursyid itu adalah pintu langsung kepada Allah SWT.

Makna Insan Kamil
Pertama, insan kamil dalam pengertian konsep pengetahuan mengenai manusia yang sempurna. Dalam pengertian demikian, insan kamil terkail dengan pandangan mengenai sesuatu yang dianggap mutlak, yaitu Tuhan. Yang Mutlak tersebut dianggap mempunyai sifat-sifat tertentu, yakni yang baik dan sempurna. Sifat sempurna inilah yang patut ditiru oleh manusia. Seseorang yang makin memiripkan diri pada sifat sempurna dari Yang Mutlak tersebut, maka makin sempurnalah dirinya.

Kedua, insan kamil terkait dengan jati diri yang mengidealkan kesatuan nama serta sifat-sifat Tuhan ke dalam hakikat atau esensi dirinya. Dalam pengertian ini, nama esensial dan sifat-sifat Ilahi tersebut pada dasarnya juga menjadi milik manusia sempurna oleh adanya hak fundamental, yaitu sebagai suatu keniscayaan yang inheren dalam esensi dirinya. Hal itu dinyatakan dalam ungkapan yang sering terdengar, yaitu Tuhan berfungsi sebagai cermin bagi manusia dan manusia menjadi cermin bagi Tuhan untuk melihat diri-Nya.

Manusia dapat mencapai jati diri yang sempurna melalui latihan rohani dan pendakian spiritual, bersamaan dengan turunnya Yang Mutlak ke dalam manusia melalui berbagai tingkat (Evolusi Spiritual).

Iqbal melihat, insan kamil dicapai melalui beberapa proses.

  1. Ketaatan pada hukum, disiplin pada jalan atau latihan ruhani yang ditempuhnya.
  2. Penguasaan Diri sebagai bentuk tertinggi Kesadaran Diri tentang pribadi.
  3. Kekhalifahan Ilahi (Khalifatullah fil ardli).

Diri (nafs) kita yang hakiki dalah diri yang berwujud ruh (jiwa). Tubuh biologis kita hanyalah cangkang atau wadah bagi diri kita yang sesungghnya, yaitu ruh. Di dalam rûh ada qalbu, di dalam qalbu ada fuâd dan di dalam fuad ada sirr. Sirr adalah rahasia. Sirr berisi rahasia-rahasia Allah untuk orang itu berupa sifat-sifat Allah, rencana dan takdir Allah. Sirr terhubung langsung dengan Allah SWT.

Qalbu adalah lubb bagi ruh. Intinya ruh adalah qalbu, intinya qalbu adalah fu’ad, dan intinya fuad adalah sirr. Sirr adalah inti dari segala inti, yang mengandung rahasia dari segala rahasia, sehingga disebut Sirr al-Asrar (secret of the secrets). Namun untuk tahap permulaan mempelajari tashawuf cukuplah orang memahami ruh dan intinya saja, yaitu qalbu.

Di dalam Qalbu Seorang Insan menampung dua sifat :
1. Raja/khalifah/Aku/Materi ►  karakter dari Hawa Nafsu (EGO)
2. Hamba/abdi/Anti Materi ► karakter dari Ruhaniah

Proses Kultivasi (Tazkiyatun Nafs) terjadi Ketika Nafsu dipertemukan dengan Ruh dan direaksikan dengan Nuurun ‘ala Nuurin di dalam tabung reaksi yang di sebut Qalbu. Di dalam proses kimiawi spiritual yang disebut Meditasi/Dzikir. Maka struktur kimiawi spiritual manusia tersebut akan berubah menjadi seorang Manusia Cahaya. Lahirlah jati diri seorang manusia baru yang disebut INSAN KAMIL. Manusia yang sempurna lahir bathin, manusia yang telah diresapi oleh sifat-sifat Allah di dalam dirinya. Sifat kehambaannya berubah menjadi hamba Allah (Abdullah) dan sifat Rajanya berubah menjadi Khalifatullah. Orbit diri dan inti dirinya hanyalah Allah semata.

“Kemana pun engkau menghadap, disanalah Wajah Allah.”(Al-Baqarah 115)

Q.S. Al A’raaf , Ayat 205 :
“ Sebutlah Tuhanmu dalam hatimu, serta merendahkan diri dan tunduk, dan bukan dengan suara terdengar, waktu pagi dan petang hari, dan janganlah engkau termasuk orang yang tidak berdzikir (tida ingat = lalai)”

(HR. Abu Daud)
Tak dapat memuat Zat-KU, Bumi dan Langit-Ku, yang dapat memuat Zat-KU ialah hati hamba-KU yang mu’min, lunak dan tenang

(HR. Ahmad dari Wahab bin Munabbih)
Sesungguhnya langit dan bumi tak berdaya menjangkau-KU, namun Aku telah dijangkau oleh hati seorang mu’min (Yang Kukasihi)

Resonansi dari Qalbu yang baik itulah kelembutan akan muncul. Bagaikan buluh perindu yang akan menghasilkan suara merdu ketika ditiup. Kenapa? Karena hati yang lembut bagaikan sebuah tabung resonansi yang bagus. Getarannya menghasilkan frekuensi yang semakin lama semakin tinggi. Semakin lembut hati seseorang, semakin tinggi frekuensinya. Pada frekuensi 10 pangkat 8, maka akan menghasilkan gelombang radio. Dan jika frekuensinya lebih tinggi misal 10 pangkat 14, maka akan menghasilkan gelombang cahaya (Mustofa, 2008:153).

Jati Diri yang sempurna Al-Insan Kamil itu bertingkat (berderajat) yang disebut Maqom (Tingkatan derajat), level kesempurnaan ini bertingkat bersamaan dengan turunnya Yang Mutlak ke dalam manusia melalui berbagai tingkat di dalam Evolusi Spiritualnya. Manusia Sempurna Absolut itu tidak ada, karena kesempurnaan yang paling Absolut hanya dimiliki oleh Allah Yang Maha Sempurna.

LAMPIRAN :

1. Teori Annihilasi, proses pengubahan materi menjadi cahaya

Teori ini mengatakan bahwa setiap materi (zat) memiliki anti materi. Dan jika materi dipertemukan atau direaksikan dengan anti materinya, maka kedua partikel tersebut bakal lenyap berubah menjadi seberkas cahaya atau sinar gama (Mustofa, 2006:20).

Hal ini telah dibuktikan di laboratorium nuklir masih dalam buku yang sama (2006:20), bahwa jika ada partikel proton dipertemukan dengan antiproton, atau elektron dengan positron sebagai antielektronnya, maka kedua pasangan partikel tersebut akan lenyap dan memunculkan dua buah sinar gama, dengan energi masing-masing 0,11 MeV untuk pasangan elektron dan 938 MeVuntuk pasangan partikel proton.

Sebaliknya, jika ada seberkas sinar Gama yang memiliki energi sebesar itu dilewatkan medan inti atom, maka tiba-tiba sinar tersebut lenyap berubah menjadi dua buah pasangan partikel seperti di atas. Hal ini menunjukan bahwa materi memang bisa berubah menjadi cahaya dengan cara tertentu, yang disebut sebagai reaksi Annihilasi.

2. Anti materi

Ini bukan fiksi. Di jagad raya ini ada sesuatu yang disebut antimateri. Tidak seperti namanya, antimateri ini materi juga, cuma muatan listriknya berkebalikan dengan muatan listrik materi. Kalau elektron materi bermuatan negatif, maka elektron antimateri bermuatan positif. Proton materi bermutaan positif, sedangkan proton antimateri bermuatan negatif. Meski neutron secara teori bermuatan listrik netral, muatan neutron antimateri dan materi berkebalikan juga.

Bagaimana kalau antimateri dan materi yang muatan listriknya berkebalikan itu bertemu atau bersentuhan? Bisa ditebak, keduanya akan menimbulkan energi, persis seperti kabel negatif dan positif listrik bertemu. Bedanya, akibat pertemuan itu, dua macam zat itu akan musnah tanpa sisa. Jadi, begitu kedua zat itu bersentuhan, akan timbul ledakan yang akan mengubah seluruh zat itu menjadi energi seluruhnya, tanpa sisa. Booom….lenyap. Tak ada arang, abu, atau asap. Semuanya menjadi nihil. Para fisikawan menyebut fenomena ini sebagai anihilisasi.

Ini bukan cerita fiksi, lo. Adanya pengamatan dan penemuan antimateri membuktikan kebenaran teori relativitas Enstein: E=MC kuadrat. Bagi Enstein, materi adalah energi yang terperangkap. Kalau perangkapnya dilepas, materi akan berubah menjadi energi. Pertemuan materi dan antimateri adalah materi adalah pelepasan perangkap itu. Berhubung seluruh materi dan antimateri berubah menjadi tenaga, maka energi yang timbulpun luar biasa dahsyat, melebihi energi yang dihasilkan fusi nuklir seperti yang terjadi pada matahari.

Menurut teori, antimateri lahir di jagad raya ini bersamaan dengan materi, persis beberapa detik setelah big bang alias dentuman besar. Kebanyakan fisikawan percaya big bang adalah awal mula lahirnya alam semesta. Kitab-kitab suci mengatakan bahwa Tuhan menciptakan sesuatu secara berjodoh-jodoh, seperti siang-malam. Meski tak melulu percaya pada kitab suci, para fisikawan juga percaya bahwa jumlah antimateri yang tercipta pada saat big bang mestinya sama persis dengan jumlah materi.

Masalahnya sekarang: kok tidak ada antimateri dekat-dekat sini. Kalau ada, tentu bakal kita lihat ledakan di mana-mana, bukan? Benar, sebagian besar antimateri itu sudah sirna karena bertemu dengan materi yang menjadi saudara kembarnya. Tapi, mestinya, kalau sekarang masih ada sisa materi (termasuk tubuh kita), mestinya masih ada pula sisa antimateri yang jumlahnya seimbang.

Kenyataan itu sempat menggoyahkan teori tentang keberadaan antimateri. Sampai suatu ketika, ada pengamatan sahih yang membuktikan antimateri itu ada. Asal tahu saja, di antara berbagai cahaya dan partikel yang menerpa bumi, terdapat partikel-partikel yang berembus tidak hanya dari atas (langit) tapi dari seluruh arah. Melihat arah terpaanya, partikel seperti itu bukan berasal dari matahari, ledakan bintang, atau pancaran galaksi lain. Para fisikawan yakin partikel itu merupakan sisa-sisa big bang.

Benar saja, sebagian partikel yang menerpa kita itu ternyata merupakan elektron. Cuma, setelah diamati, elektron itu bermuatan positif alias antielektron. Orang menyebutnya positron. Keberadaan antielektron ini bisa terdeteksi lantaran muncul ledakan-ledakan kecil begitu antielektron itu bersentukan dengan elektron atmosfir yang bermuatan positif. Meski begitu sebagian elektron itu bisa ditangkap dan diteliti di laboratorium. Orang pun bisa menciptakan antielektron.

Kini, beberapa alat kedokteran menggunakan positron untuk melakukan diagnosa. Caranya, positorn yang dicampur dengan zat cair tertentu disuntikkan ke jaringan tubuh. Berhubung antielektron-antielektron itu bersentukan dengan elektron yang ada pada zat cair yang menyelimutinya, maka muncul ledakan-ledakan sepanjang aliran zat itu dalam tubuh. Ledakan-ledakan itulah yang menghasilkan pancaran sinar gamma. Nah, radiasi sinar gamma itulah yang kemudian bisa dipantau dokter lewat monitor.

Kalau ada penyumbatan-penyumbatan pembuluh darah di bagian-bagian tertentu yang berbahaya untuk dideteksi dengan sinar rontgen, seperti otak misalnya, cara ini sangat membantu. Tak ada sisa kecuali zat cair yang mengantar antielektron masuk tubuh. Karena proses anihilisasi, antielektron yang masuk tubuh akan musnah bersama dengan elektron yang ada dalam zat cair tadi. Ledakan yang terjadi juga bisa disetel tidak berbahaya karena pertemuan antielektron dan elektron tidak sampai menghasilkan energi yang bisa merusak jaringan tubuh.

Manusia, melalui sebuah upaya laboratorium juga bisa menciptakan antiproton dan antineutron. Itu berarti tinggal satu langkah lagi bagi manusia bisa menciptakan sebuah antiatom. Bagaimana sebuah antimateri tercipta? Di sinilah letak kebesaran Tuhan atau siapapun namanya. Bukan sulap-bukan sihir, antimateri dan materi tercipta begitu saja dari sebuah ledakan energi yang dahsyat. Melalui ledakan seperti big bang sebuah antimateri dan materi tiba-tiba ada begitu saja, entah darimana asalnya.

Para fisikawan eksperimen pun berupaya menciptakan sebuah big bang buatan. Ledakan sekelas big bang hanya bisa terjadi kalau sebuah partikel ditembakkan dengan kecepatan cahaya pada partikel lain. Agar bisa menembakkan partikel dengan kecepatan itu, perlu sebuah alat yang disebut akselerator. Melalui alat itu, para fisikawan menembakkan satu buah partikel dengan kecepatan cahaya pada sebuah lempengan baja (atau apa gitu….).

Booommmmm…..dalam tempo sepersekian detik setelah ledakan itu…. muncullah secara ajaib antimateri dan materi baru….Subhanallah…!!! Namun, pada saat yang sama mula, dua zat yang baru lahir itu bersentuhan sehingga keduanya lenyap seraya menimbulkan ledakan baru. Ledakan baru itupun menghasilkan materi dan antimateri baru. Begitu terus menerus berulang-ulang, sampai ledakan yang tercipta tak mencapai ambang batas untuk menimbulkan materi dan antimateri baru.

Untungnya, sebelum semuanya lenyap para fisikawan berhasil menawan sebuah antimateri dan mengamankannya agar tak bersentuhan dengan materi sehingga tidak sampai sirna. Dengan teknik pemanfaatan medan magnet, sebuah antimateri bisa dibikin mengambang dalam sebuah tabung yang vacum.

Banyak orang bermimpi mulia, proses pelenyapan antimateri dan materi lewat sebuah ledakan bisa menjadi alternatif energi paling aman. Tak ada polusi karena ledakan itu menghasilkan energi secara sempurna. Dalam kisah Star Trek, pesawat Enterprises diceritakan berbahan bakar antimateri.

Sayangnya, menurut para fisikawan, meski antimateri bisa diciptakan, nilai ekonomisnya tidak sebanding dengan energi yang dihasilkannya. Untuk menciptakan sebutir anti proton, perlu ongkos jutaan dolar. Mereka bahkan pesimis semaju apapaun teknik penciptaan antimateri, nilai ekonomisnya tak akan tercapai. Sekadar gambaran, seluruh antimateri yang tercipta lewat eksperimen selama duapuluh tahun terkahir ini paling-paling hanya cukup untuk menyalakan sebuah bola lampu 100 watt selama 3 menit. Antimateri akan menjadi energi alternatif kalau kita bisa menemukan sebuah tambang antimateri di sebuah pojok jagad raya.

Sia-siakah penemuan dan pembuktian keberadaan antimateri? Bagi saya, tidak. Pembuktian adanya antimateri menjadi sebuah titik terang untuk kembali melacak asal-usul. Mungkinkah ada hubungan antara sedikitnya antimateri yang tersisa di jagad raya dengan keberadaan makluk hidup? Mungkinkah, energi yang membuat jantung berdetak dan pada gilirannya mengalirkan darah ke seluruh tubuh merupakan hasil pertemuan antar antimateri dan materi? Jangan-jangan, selain 90 kg materi, saya juga terdiri 90 kg antimateri?

by. MAJELIS NAQS